cucuratuell's misteri
10 stories
Panca dan Pembongkar Makam by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 6,942
  • WpVote
    Votes 1,673
  • WpPart
    Parts 76
Orang-orang sudah berkumpul dalam waktu singkat. Mereka penasaran dengan apa yang akan dikatakan si pembawa berita. "Ki Lurah ... makam ... makam ...." "Makam apa?" "Makam ...almarhum ... Raden ... Wiguna ...." "Ada apa dengan makam ayahku?" "Heehhhh ...." Si pembawa berita malah menarik nafas panjang. Orang lain menunggu kalimat selanjutnya. Mata si pembawa berita melirik ke orang-orang yang berkumpul dan bertambah banyak. Mereka pun balik menatap. "Makam almarhum Raden ... Wiguna ... ada yang membongkar ...." --------------------------------------------- Panca kaget ketika mendapati makam kakeknya, Raden Wiguna sudah dibongkar oleh orang yang tak dikenal. Semua anggota keluarga marah. Mereka bermaksud mencari pembongkar makam itu, tapi tidak tahu harus mencari ke mana. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Silakan membaca, memberi bintang dan berkomentar ya ... --------------------------------------------- Sebuah cerita dengan latar Batavia dan sekitarnya di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 pada masa kolonial Hindia Belanda. Ini bukan cerita silat meskipun berlatar masa lalu. Silakan kamu membayangkan bagaimana situasi dan kondisi masa itu. Masa dimana bangsa Eropa masih mendominasi bangsa pribumi. Ilustrasi dan sampul direkayasa menggunakan Canva.
Panca dan Misteri Gua Kelelawar by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 12,896
  • WpVote
    Votes 2,580
  • WpPart
    Parts 58
"Ki Lurah, anak saya hilang!" teriak seorang lelaki di beranda rumah. "Bukannya tadi main dengan anak-anak yang lain?" "Tidak ada. Coba perhatikan." "Ya, Ayah. Pranata tidak ada ...," Raden Darma pun berlari ke arah rumahnya sembari menunjukan wajah cemas. *** Raden Panca kembali terlibat dalam permasalahan pelik yang menimpa desanya. Kali ini Raden Panca dan Bajra harus membuka tabir teka-teki kejadian menggemparkan yang terjadi dalam suatu malam. Pada pertengahan abad ke-19, di Desa Pujasari berkembang mitos tentang makhluk besar yang menghuni Gua Kelelawar. Makhluk itu menyerupai kelelawar berukuran raksasa. Ukurannya hampir sebesar tubuh manusia. Bila dia mengepakan sayapnya, maka rentangnya bisa menutupi seekor kuda. Beberapa orang pernah melihat keberadaan makhluk itu. Sehingga tidak ada lagi orang yang berani mendekat apalagi masuk ke gua yang dihuni ribuan kelelawar itu. Tapi, suatu kejadian 'memaksa' Raden Panca untuk mendekati gua itu. Dan, dia pun kaget dengan apa yang ada di dalam gua itu. *** Baca juga serial Panca yang lain: 1. Panca dan Sang Pemburu 2. Panca dan Manusia Api 3. Raden Panca dan Harta Karun VOC Sampul dan Ilustrasi oleh Muhammad Yusuf Ansori
Panca dan Tiga Gadis Tangguh by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 8,237
  • WpVote
    Votes 1,986
  • WpPart
    Parts 75
Anna menatap wajah Ayahnya. Meskipun samar, dia bisa melihat sorot mata pria itu. Ada sesuatu yang dipikirkan orang itu. Tapi, Anna tidak tahu sebelum dia tahu apa yang terjadi. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Nanti kita bicara, kejar dia Anna. Beritahu centeng-centeng ... dan polisi perkebunan ...." "Ya ... baiklah." Anna bergegas meninggalkan kamar orang tuanya. Dia berhenti ketika sampai di depan pintu. Gadis itu membalikan badan. Dia melihat senapan yang tergantung di dinding. Dengan gaun yang terciprat darah, Anna berusaha berjalan lebih cepat. Dia mengangkat gaun tidurnya hingga ke lutut. Senapan di dinding diambil kemudian dengan kedua tangannya. Dengan senapan di tangan, Anna berlari keluar melalui pintu belakang. Astaga! Anna kaget ketika mendapati seorang penjaga sedang bergumul dengan pria berpakaian serba hitam. ------------------------------------ Anna, Pratiwi dan A Ling terlibat dalam usaha pencarian pencuri surat berharga milik Tuan Eijkman. Ketiga gadis itu memiliki peran dalam menentukan masa depan orang-orang terdekatnya. Di serial ini, Panca dan tiga gadis tangguh itu harus berhadapan dengan orang-orang yang mencoba mencelakai mereka. Mampukah mereka melewati setiap rintangan yang dihadapi? ---------------------------------- Masih berlatar masa Hindia Belanda sekitar akhir abad ke-19, cerita kali ini membawa kita pada masa dimana tanah Jawa masih dilingkupi berbagai budaya yang sangat beragam dan bertolak belakang. Orang Eropa dan orang pribumi memiliki adat yang sama sekali berbeda. Mulai dari cara mereka berpakaian hingga gaya hidupnya yang lebih luas. --------------------------------- Terimakasih sudah membaca, berkomentar serta memberi tanda bintang. 🙏
Panca dan Manusia Api by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 9,208
  • WpVote
    Votes 2,324
  • WpPart
    Parts 67
Darr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang berada di pelabuhan mengalami kepanikan. Bagi mereka, ini adalah kejadian langka. Sebuah kapal besar dan penuh muatan terbakar. *** Ini cerita selanjutnya dari #serialpanca. Jika dibaca terpisah dengan buku sebelumnya, tidak apa-apa. Membaca seri ini tidak harus berurutan, bisa dibaca secara acak. Ada benang merah diantara semua seri. Ini bukan cerita silat meskipun berlatar Batavia abad ke-19. Kisah petualangan Panca bersama Pratiwi mengajak kita untuk menelisik apa yang sedang terjadi di Batavia.
Panca dan Pembunuh Bayaran by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 5,290
  • WpVote
    Votes 1,560
  • WpPart
    Parts 57
"Paman, sedang apa Paman Aditama di sini?" Anna menyaksikan seseorang yang dikenalnya sedang melangkah ke arah gerbong selanjutnya. Di belakangnya, ada seorang laki-laki berjubah sedang memegang pisau. Tangan laki-laki itu penuh dengan darah. Begitupun pisau di tangannya. "Nona, saya hanya sedang jalan-jalan." Ketika gerbong kembali terang, kedua orang itu pergi berlalu. Mereka menuju ke gerbong selanjutnya yang dipisahkan oleh sebuah pintu. Anna bangkit berdiri. Dia penasaran. Gadis itu melihat dari pintu berjendela kaca. Kedua orang tadi terlibat perkelahian. "Arghhhh! Tolong!" Tiba-tiba ada suara wanita meminta tolong dari deretan bangku depan. Anna memalingkan wajahnya ke sumber suara. ----------------------------- Panca didatangi oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Orang itu bermaksud mencari pamannya Panca, Raden Aditama. Namun, Anna merasa ada sesuatu diantara Raden Aditama dan orang tak dikenal itu. Anna pernah melihat mereka berdua berkelahi di kereta api. Satu lagi seri dari #SerialPanca yang membawa anda menjelajahi dunia seorang remaja yang hidup di akhir abad ke-19. Saya mencoba menyuguhkan pada anda sebuah cerita berlatar situasi di Hindia Belanda dari sudut pandang seorang remaja. Terima kasih sudah membaca, berkomentar serta memberi tanda bintang. Semoga terhibur.
Panca dan Dendam Sophia by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 90,225
  • WpVote
    Votes 13,818
  • WpPart
    Parts 66
Pemenang Wattys 2022 kategori Wild Card --------------------------------- Tanpa banyak bicara lagi, sarapan pun berlangsung. Sebagaimana sarapan bersama di pagi hari, para gadis menyantap roti dan sup di sebuah mangkok yang disediakan oleh koki khusus. Ada seorang pria berjas hitam yang berdiri di sudut ruangan begitu tajam menatap orang-orang yang menyiapkan sarapan. Dia terlihat angkuh karena mengangkat dagunya serta menurunkan bibirnya seraya tanpa banyak berkata. Dia pasti penanggung jawab kegiatan sarapan pagi ini, pikir Sophia. Sophia menatap Tuan Gubernur sambil tersenyum. Dia merasa geli melihat sup remahan roti menyangkut di kumis pirang yang menjuntai hingga hampir menyentuh dagu. Tapi, rasa geli itu berubah ketika gadis itu melihat sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang tidak lumrah ada di atas meja makan. "Aghhhh!" gadis itu menjerit. ------------------------------- Sophia menjadi anak gadis yang tumbuh di Panti Asuhan. Menurutnya, panti asuhan menjadi tempat "mengerikan" bagi seorang anak berumur 10 tahun. Sophia merasa jika lara yang diterimanya selama ini karena ulah para pejabat di Batavia. Untuk itu, dia ingin membalaskan dendamnya. Gadis itu mendapatkan petunjuk untuk balas dendam dari sebuah buku. Sophia mendapatkan buku itu dari seseorang yang sengaja menulis dan mencetaknya khusus untuk anak itu. Bukan kebetulan, Panca mengenal gadis itu. Lalu, dia berusaha mencari alasan kenapa Sophia membalas dendam? Siapakah orang yang ada di balik gadis kecil itu? Apakah dia bertindak sendirian? --------------------- Selamat membaca #SerialPanca selanjutnya. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad 19. Tidak bermaksud menyajikan cerita aksi atau silat. Adapun adegan aksi yang ada di dalamnya dimaksudkan untuk memperindah cerita. Terima kasih sudah berkomentar dan memberi tanda bintang. Semoga terhibur ....
Panca dan Amarah Sophia by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 8,340
  • WpVote
    Votes 2,122
  • WpPart
    Parts 59
Ketika berjalan pelan, pikirannya dihinggapi ketidaknyamanan. Tidak seperti sebelumnya. Bukan sebuah kecurigaan tetapi perasaannya mengatakan jika akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan yang sudah lama tidak lewat ke relung hatinya. Bukan perasaan takut melihat makhluk halus atau ditodongkan senjata api. Sebuah perasaan waspada bercampur kekhawatiran tak beralasan. Tangan kiri orang itu memegang ujung senapan. Dia memastikan jika senjatanya siap digunakan. Sepatu but kulit lembu yang dikenakannya menginjak lumpur. Sisa hujan sore tadi membuat jalan Batavia yang tak beraspal menjadi arena lumpur yang memanjang. Ah, sepatuku kotor lagi. Padahal aku malas mencucinya. Ketika pria itu mempermasalahkan sepatu yang kotor, dia tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya. Wajar, matanya lebih suka memperhatikan kakinya di bawah lampu jalan. Sehingga matanya tidak memperhatikan sekeliling. Meskipun itu membahayakan dirinya. "Argghhh!" Dia tidak sempat melakukan apa-apa. Tubuhnya terdorong ke tanah. Senjata di tangan pun tidak berguna untuk membela diri. Selanjutnya, dia tidak sadarkan diri. ---------------------------------------------------- Ada lagi #SerialPanca selanjutnya yang bisa anda baca. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Membawa anda pada sebuah kejadian tak terduga dari kacamata seorang anak remaja. Panca kembali terlibat dalam sebuah urusan pelik tanpa bisa menghindar. Terima kasih sudah mampir, berkomentar dan membubuhkan tanda bintang. Semoga terhibur.
Panca dan Tragedi Pulau Haji by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 3,414
  • WpVote
    Votes 743
  • WpPart
    Parts 54
Semua mata tertuju pada suasana pulau yang berbeda sebagaimana hari-hari sebelumnya. Tidak ada lagi keramaian. Tidak ada kapal bahkan sebuah sampan pun tidak ada yang bersandar di dermaga. Malam sudah menjelang, tetapi tidak ada satu pun lampu menyala. "Tuan, bukankah biasanya di sini ramai oleh orang-orang yang akan berangkat haji?" laki-laki bertubuh tinggi bertanya keheranan. "Iya, di sini tempat orang-orang yang akan berangkat ke Arab dikumpulkan." "Tapi, sekarang mereka ke mana?" ------------------------------------ Satu lagi #SerialPanca yang masih mengisahkan seorang anak remaja bernama Panca dengan segala problematika di sekitarnya. Berlatar masa Hindia-Belanda akhir abad 19 dan awal abad 20 di Batavia dan sekitarnya. Terima kasih sudah berkunjung, memberi tanda bintang dan berkomentar. Semoga terhibur.
Panca dan Tragedi Lumbung Padi by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 6,023
  • WpVote
    Votes 1,611
  • WpPart
    Parts 68
Sebagai binatang yang tidak mau tahu urusan ummat manusia, si tikus hanya mencari apa yang dia inginkan. Butiran padi untuk sarapan pagi. Dia pun melangkah lagi berjalan diantara tumpukan padi sambil memakan apa yang ada di hadapannya. Matanya tertuju pada buliran padi yang ada di hadapannya. Namun, ketika berdiri dengan dua kaki sambil memegang sebutir padi binatang itu melihat pemandangan tak biasa. Karena dorongan rasa ingin tahu, dia menghampiri sesuatu yang 'aneh' baginya. Kaki kecil binatang itu menyentuh sesuatu yang lengket. Cairan yang mulai mengering. Kumisnya yang panjang bergerak-gerak sebagai reaksi pada sesuatu yang asing. Oh, manusia ... tapi kenapa tidak bergerak? --------------------------------------------------- Panca terlibat dalam masalah pelik antara Haji Masdar dengan Pemerintah Kolonial. Anak remaja itu harus membantu menyelamatkan Asih _anak Haji Masdar_ dari usaha pembunuhan. Bersama Bajra dan Pratiwi, Panca melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan keinginan Haji Masdar. Tentangan itu bisa membahayakan nyawa anak-anak itu, atau menyelamatkannya? Ikuti terus cerita #SerialPanca dalam edisi Panca dan Tragedi Lumbung Padi. Boleh memberikan komentar dan tanda bintangnya, dan untuk itu saya berterima kasih.
Panca dan Petaka Sumur Tua by MYAnsori
MYAnsori
  • WpView
    Reads 3,325
  • WpVote
    Votes 807
  • WpPart
    Parts 63
"Astaga!" Panca mundur selangkah. Bajra heran dengan sikap kawannya. "Ada apa?" Panca tidak langsung menjawab. Bajra mengerutkan kening. Keduanya sepakat untuk sama-sama menengok kembali ke dalam sumur. Memang agak gelap. Kedalaman sumur tersebut membuat cahaya sulit menyentuh dasar sumur. Apa yang dilihat oleh keduanya hanyalah dasar sumur yang kering. Air yang semula diharapkan sebagai pelepas dahaga ternyata tidak ada. Namun, bukan hal demikian yang membuat mereka berdua kaget. Bajra berbisik, "siapa dia?" ----------------------------------------------- Panca kembali dihadapkan pada keadaan yang membuatnya harus merintangi bahaya. Bersama tiga kawannya, Anna, Asih dan Bajra, ada sesuatu yang harus diselesaikan. Apakah mereka bisa menghadapinya? ----------------------------------------------- Masih berlatar masa kolonial akhir abad ke-19. Serial Panca menyuguhkan cerita yang memiliki benang merah pada seluruh seri. Saya tidak menyajikan cerita silat. Karena berlatar masa lalu, nama tokoh terkesan "jadul" dan "biasa". Jika ada adegan aksi, semata demi keindahan dalam bercerita. Terima kasih telah membubuhkan tanda bintang dan berkomentar. Semoga terhibur.