hancocki
- Reads 1,673
- Votes 183
- Parts 9
Lisa Manoban Bruschweiler lahir dalam keluarga yang namanya harum di dunia bisnis internasional. Ayahnya, Benedict Bruschweiler, adalah seorang pengusaha berkarisma yang membangun Bruschweiler Group, sebuah konglomerasi raksasa yang bergerak di bidang logistik internasional dan investasi properti. Perusahaan itu memiliki jaringan gudang, pelabuhan kargo, hingga hotel-hotel mewah yang tersebar di berbagai benua.
Meski dikelilingi kemewahan, kehidupan Lisa tidak semudah yang dilihat orang luar. Sejak kecil, ia ditempa dengan disiplin keras. Ben memiliki satu prinsip: "Kekayaan tidak untuk diwariskan, tetapi untuk diuji." Maka ketika ketiga anaknya beranjak dewasa, masing-masing diberi bangunan serta modal untuk mendirikan perusahaan sendiri. Sisanya, mereka yang menentukan arah hidup.
Bagi Lisa, yang merupakan anak sulung, keputusan itu adalah beban yang lebih berat dibanding adik-adiknya. Ia merasa wajib menjadi contoh. Maka ia mendirikan sebuah perusahaan teknologi ritel bernama Coloso Corp, yang berfokus pada e-commerce dan digital fashion. Awalnya, perusahaan itu berjalan mulus.
Namun, kejayaan tidak bertahan lama. Persaingan ketat, kegagalan dalam ekspansi pasar luar negeri, dan salah langkah dalam membaca tren membuat Coloso Corp merosot drastis. Investor menarik diri satu per satu. Saham perusahaan anjlok. Hutang semakin menumpuk.
Lisa bekerja tanpa henti, tidur di kantor, hidup dari kopi dingin dan rokok. Saat pulang, ia tidak lagi membawa senyum, hanya tubuh lelah dan aroma alkohol.
Di sisi lain, Jennie Kim, istrinya, tetap berdiri sebagai sosok yang bersinar di panggung internasional. Ia adalah aktris sekaligus model papan atas, wanita yang dielu-elukan karena kecantikannya, karisma, dan sorot mata tajam yang seakan mampu memikat dunia.
Kegagalan tumbuh menjadi keputusan yang berat; perceraian.
Tanda tangan menggores kertas dengan mantap, namun meninggalkan luka yang tidak terlihat di hati keduanya.