mengalami perasaan yang salah sejak sd

[21+] [Boyslove]

[21+] [Boyslove]

"Bentar deh, sebenarnya lu tuh cewek apa cowok sih cok?" Dika yang tadinya ikutan ketawa juga iseng nanya. "Netral, bang!" "...." "Jadi Manly bisa, jadi Feminim juga bisa!" Dan mereka ketawa lagi. "Buktiin dong jangan banyak bacot!" Zaki itu Gagah, cuma ketutup sama kebiasaan dia aja yang kadang berpenampilan Slay. Beda sama Dika, anak kota yang looknya emang udah keren banget. Look udah jelas, tapi siapa sangka ternyata role nya ketuker. Gak tau deh, baca aja. Gue yang nulis aja juga pusing. ❗Homophobic Alert ❗ Jangan di baca kalo lo anti LGBT. Oke? Ini buku Homo.

[21+] [Boyslove]

Cover By @Yudha_Arvella22 Yuda bertemu dengan Wira ketika berandalan itu ingin malakin dia sepulang sekolah. Beruntung Yuda bisa lolos dan berteriak keras sehingga orang-orang datang dan Wirapun dihakimi massa. Melihat hal itu Yuda justru jatuh iba dan meminta warga berhenti memukuli cowok itu dan beralasan bahwa cowok itu yang menolongnya dan maling sesungguhnya sudah kabur. Atas kebaikan Yuda yang tak biasa membuat Wira jadi terkesan. Ia mulai mendekati Yuda untuk mengetahui siapa Yuda sebenarnya. Di satu sisi Yuda bingung mengapa Wira begitu kekeuh mendekati dirinya. Seiring berjalannya waktu, kebersamaan keduanya justru tak sengaja membuka tabir rahasia besar masa lalu yang mengancam hubungan keduanya. Rahasia apakah itu? Apakah mereka sanggup melaluinya?

WARNING!!! CERITA DEWASA!!! ADULT ONLY!!! 17+ Created and Story by: NicoLast Edited by: Edy Cahyadi Cerita ini bukan hasil karangan gue. Ini cuma cerita hasil copas. Gue di sini cuma mau nge-repost karena suka sama cerita satu ini.

Perjalanan seorang pemuda bernama Ezhar, yang bertemu dengan Bang Didit si Abang Ojek Online yang mengantarkannya ke kost barunya yang berisi pria pria menawan. Dan semenjak itu hidupnya tidak lagi sama.

( Republished ) "Gue suka sama pelangi." "Kenapa?" "Karena indah," jawab Arie singkat sembari memotret lengkungan pelangi. "Menurut elu sih iya. Tapi gue nggak suka sama pelangi." "Hah? Baru kali ini gue ketemu dan dengar orang yang nggak suka pelangi. Aneh elu! Kenapa?" "Gak suka." "Iya, kenapaaa???" Mario terdiam sejenak. Mulutnya terbuka siap untuk menjawab. "Uhm, ada alasannya. Tapi gue gak bisa jelasin. Rumit." "Halah!" "Gak selamanya pelangi itu indah." "Pelangi selalu indah." "Bagi elu sih iya. Tapi lain menurut gue. Dengar kata pelangi, gue pasti merasa..." Mario menggantung kalimatnya. "Merasa apa?" "Merasaaa... Gak senang." "Justru pelangi itu bikin gue senang. Nyaman dan dramatis banget tiap liat pelangi." "Karena elu beda sama gue." "Emang kita bedalah!" Mario tertawa lirih. Kalo Pelangi itu bukan simbol LGBT, mungkin bakal lain ceritanya. Gue gak bakal membenci pelangi, desis Mario.