#rangk 3 in pesantren entahlah... banyak hal yang berubah.. banyak hal yang terlupakan. waktu menghapusnya. waktu menutupnya dan waktupun yang merubahnya. tapi kenapa? kenapa waktu tak merubah perasaanku atas dirimu? tak menghapusnya atau mencabutnya? kenapa waktu tak menutup bayang-bayangmu? Andai waktu tahu... Aku tersiksa dengan ini aku sakit dan putus asa mencintaimu yang bahkan tak pernah menatapku...! menyayangimu dalam do'aku *** Assalamualaikum semua Ini adalah cerita pertama saya bertajuk pesantren dan agama. Mohon kritik dan saran atas cerita ini. NB: cerita ini memang murni dari imajinasi saya. Jikalau kesamaan nama, tempat dan kejadian, berarti itu adalah sebuah kebetulan.

Ini kumpulan puisi yang ku buat sendiri. Kadang sih tentang kehidupan, memang dalam hidup tu banyak lika liku yang menghadang tapi dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.hidup tu memang keras, tapi kuncinya syukuri dan nikmati saja hidup.

"Serius mau dicium?" "I-iya.. Biar gue bisa dengan bangga nyebar pengumuman kalo first kiss ketos mereka diambil oleh seorang Ava!" "Tiga puluh menit, cukup?" "WHAT?!" *** Bagaimana perasaan kalian jika seorang ketua osis yang tak berpengalaman dengan wanita, tiba-tiba menyatakan perasaannya kepada kalian? Baper? Deg-degan? Atau malah tidak mempercayainya seperti yang dirasakan oleh Ava? Ava menerima laki-laki itu untuk menjadi pacarnya. Namun bukan atas dasar cinta, melainkan hanya demi menyelamatkan poin dan terhindar dari segala hukuman. Ava yang terkenal sebagai gadis manja, suka terlambat, dan suka hura-hura, berbanding terbalik dengan pacar barunya yang sangat disiplin. Dan hal tersebut membuat Ava menjadi gencar membuatnya mengenal dunia malam. Akankah pacarnya itu terjerumus ke dunia Ava? Atau malah Ava sendiri yang akan masuk ke dunia pacarnya?

Berniat keluar rumah untuk membeli mi instan di minimarket, Ara malah menemukan seorang lelaki terbaring di halaman rumahnya dengan wajah babak belur dan bajunya yang penuh darah. Meski awalnya ragu untuk menolong tapi Ara akhirnya membawa lelaki yang masih setengah sadar itu ke rumah untuk diobati. Lelaki yang membawa hidupnya pada jalan yang berbeda.