Selvidianpermata
- Reads 575
- Votes 415
- Parts 5
Kehilangan seseorang yang dicinta memanglah hal yang tidak mudah. Bagaikan kehilangan separuh jiwa dan raga. Ia adalah luka yang tidak akan sembuh yang hanya bisa di jahit dengan kenangan bersamanya. Doa menjadi Bahasa yang tak bersuara mencari jalan ke cakrawala untuk menemukan dayita yang telah pergi meninggalkan buana yang fana.
Begitu juga hal yang dirasakan oleh Kiara, ia harus kehilangan suaminya pada tahun 1995 akibat insiden jatuhnya Pesawat Airline 1991. Kecelakaan nahas itu membuat raga suaminya tidak dapat ditemukan, ia menyatu dan melebur dengan lautan.
Dari kejadian itu membuat hidup dan dunia Kiara perlahan berubah, hari-hari menjadi suram, malam-malam berbalut rindu hanya ditemani sepi yang merangkul begitu erat. Ia hanya mampu terdiam merajut ingatan di tepi kenangan.
"jika raga suamiku tidak dapat ditemukan juga, berarti ia sangat senang berada di lautan sana. Ia menyatu dan melebur dengan lautan, ia juga pasti di peluk banyak kebaikan disana laut pasti menyayanginya sehingga ia tidak ingin melepaskan pelukannya"
_Kiara Sandyakala_