fransiskusalfr
Cerita ini adalah sebuah tragedi yang mengisahkan kehidupan Verilia Alveric Frans, seorang gadis yang lahir di keluarga terpandang namun penuh kekerasan, kebencian, dan kehilangan kasih sayang.
Sejak kecil, Verilia dianggap sebagai pembawa sial karena ia lahir di malam kematian kakak pertamanya, Lisa. Ayahnya, Kael, dingin dan kasar; ibunya, Nitael, dingin dan penuh penolakan; sementara kakaknya, Aravan, selalu merendahkannya. Satu-satunya yang mengerti Verilia adalah sahabat imajiner bernama Viona, yang menjadi tempatnya berbagi luka batin.
Verilia hidup di rumah megah yang gelap, sunyi, dan tak pernah menjadi "rumah" baginya. Ia terus dipukul, dihina, dan dibandingkan dengan Lisa. Penyakit lupus yang dideritanya semakin membuatnya terpuruk, hingga ia mulai menulis puisi-puisi yang menjadi pelarian sekaligus saksi bisu penderitaannya.
Akhirnya, setelah menahan luka yang tak pernah dipahami keluarganya, Verilia memutuskan pergi selamanya. Ia meninggalkan surat, buku puisi, dan jejak di hutan Ravandra, tempat yang ia sebut "surga kecilnya". Di sanalah ia menghembuskan napas terakhir.
Kematian Verilia mengguncang keluarga yang selama ini menolaknya. Ibu jatuh ke dalam delusi, ayah diliputi penyesalan bisu, dan Aravan mengalami kehancuran batin. Saat mencari adiknya, Aravan menemukan ruang rahasia Verilia berisi tulisan-tulisannya. Ia juga menemukan pesan suara yang berisi pengampunan dan permintaan agar puisinya tetap hidup.
Aravan pun berjanji untuk melanjutkan karya Verilia. Novel ini berakhir dengan diterbitkannya buku puisi berjudul "Namaku Akan Hidup Dalam Bait Terakhirku", sehingga nama Verilia dikenal bukan sebagai pembawa sial, tetapi sebagai penulis muda yang kisahnya menyentuh banyak hati-hidup selamanya dalam kata-kata yang ia tinggalkan.