"Beberapa cinta tak ditakdirkan untuk lama, tapi cukup abadi dan dikenang selamanya." Bukan kisah sempurna, tapi kisah yang jujur tentang yang tinggal dan yang ditinggalkan. Rumy belajar bahwa hidup tak hanya tawa dan rindu. Ada luka yang datang tiba-tiba, seperti badai yang merenggut orang-orang tercinta, dan ada pilihan untuk tetap berdiri meski dunia tak lagi utuh. Namun cerita bukan hanya tentang dia yang membawa cinta, tapi juga tentang seorang ibu yang dikhianati, tentang sahabat yang diam-diam mencintai, dan bagaimana seseorang merelakan tanpa membenci. "Alvirum" bukan hanya kisah dua nama tapi tentang kita semua yang pernah mencintai, kehilangan, dan tetap memilih hidup.

Seluruh insan yang hidup di bumi, pasti mendambakan kehidupan yang nyaman diselimuti kebahagiaan, tetapi takdir tak lepas menuntunnya ke jalan yang penuh luka. Membawa masa lalu tak benar arah dengan beberapa dendam membara, di sisi lain insan yang hanya diberi nyawa mengendalikan semuanya dengan menyesakkan dan menggerus harapan. Cahaya yang justru mereka cari malah terasa dekat dengan kegelapan, banyak kebingungan yang juga harus mereka pecahkan mencoba melepaskan harapan yang mungkin masih bisa diselamatkan. Pertanyaannya, siapa yang tidak mendambakan hidup yang penuh kebahagiaan? Tidak ada dendam atau pun kebencian. Ketidakadilan sering kali terjadi namun tak kuasa untuk melawannya, tidak bisa menemukan jati diri yang sebenarnya dan kehilangan arah untuk menemukan jalan hidup yang diinginkan. **** "Tujuan hidup gue, cuman buat ngelindungin lo Sky!" *** "Tujuan gue, ngilangin nafas lo. Dari dunia ini!"