kath_chr
- Reads 865
- Votes 87
- Parts 12
Langit Jakarta pagi itu berwarna abu-abu. Hujan baru saja reda, meninggalkan sisa-sisa gerimis di kaca jendela toko kue kecil yang berdiri di sudut Jalan Melati.
Aroma butter, vanila, dan gula memenuhi udara - wangi yang manis tapi samar-samar terasa getir bagi Angelina Christy, pemilik toko itu.
Tulisan pastel di atas pintu toko itu terbaca jelas: "YessiCake."
Nama yang dipilih bukan sembarang nama. Nama itu berasal dari seseorang yang pernah mengisi hidupnya sepenuhnya - Yessica Tamara.
Orang yang membuatnya mencintai dunia kue.
Orang yang membuat kata "manis" punya makna lain.
Dan orang yang sudah lama pergi, tepat delapan tahun yang lalu.
...
Suara hujan mendadak berhenti.
Dan dari jaket di tangannya, muncul kilatan cahaya lembut berwarna biru.
Christy terkejut, nyaris menjatuhkan jaket itu.
"A-apa ini?"
Kainnya terasa hangat di kulitnya, denyutnya seperti jantung yang berdetak.
Ia ingin melepasnya, tapi sinar itu semakin kuat, membungkus tubuhnya.
Segalanya berputar. Rak, meja, dinding toko - semua memudar.
Yang tersisa hanya cahaya dan suara detak jantungnya sendiri.
Lalu dunia menjadi putih.
...
"Christy! Kamu ngapain bengong di situ?"
Suara itu.
Suara yang sudah delapan tahun hanya hidup di kepalanya, kini terdengar jelas di telinganya.
Ia berbalik, perlahan.
Dan di sana - berdiri Yessica Tamara, mengenakan seragam sekolah, rambut cokelat lurus, wajah yang hangat dengan senyum paling menenangkan di dunia.