GilberdSipahelut
- Reads 8,884
- Votes 32
- Parts 5
Bau sampah yang dibawa angin sampai menusuk hidung, makanan busuk, kaleng- kaleng bekas dan botol plastik berserakan dimana-mana. Aku melihat orang sibuk memungut sisa-sisa makanan tapi bukan untuk dimakan, hanya mencari siapa tahu ada botol plastik atau apapun yang bisa dijual ke penadah.
Ini bukan pilihan ibu bapakku juga bukan keinginanku hidup seperti ini. Tapi aku bersyukur meskipun hidup susah, masih bisa makan meskipun dari hasil memungut sampah.
Aku Rama bersama adikku Anita sering dipanggil Nita, pergi sepagi mungkin memungut sampah, agar mendapatkan hasil jual yang tentunya lebih banyak. Tentu kami berdua harus berebut dengan yang lain memunguti sampah yang dibuang dari ibukota.
Enak sekali rasanya jadi orang kota, hidup kaya, makanan enak, minuman segar, pakaian mereka baru-baru hidup berkecukupan.
Kadang aku merasa iri jika melihat mereka dari kejauhan, begitu bahagianya menjalani kehidupan seakan tanpa masalah. Kami sekeluarga malah harus memunguti sampa