Aku adalah Aina, Sebuah nama di antara sunyi, Dalam tawa yang kusulam rapi, Ada rahasia yang kutitipkan pada pagi. Hatiku, layaknya puisi tak berujung, Menyimpan kata yang tak pernah tersusun, Antara cinta yang tak terbalas, Dan harapan yang perlahan kandas. Ada hari-hari di mana aku bertanya, Mengapa rindu terasa begitu jauh? Mengapa bahagia sering tertinggal, Saat aku mengejarnya dengan langkah yang kaku? Namun di antara patah, Ada lentik harapan yang perlahan tumbuh, Aku belajar menerima diri, Menemukan makna di setiap sunyi. Ini adalah cerita tentang perjalanan, Bukan sekadar menemukan cinta, Tapi bagaimana aku, Aina, Belajar mencintai hatiku yang rapuh, Dan berdamai dengan lukaku yang tak lagi biru.

Awalnya, hubungan mereka hanya sebatas kesepakatan-tanpa perasaan, tanpa komitmen. Tapi waktu dan keadaan memaksa mereka mengenal sisi lain dari satu sama lain. Di balik sikap dingin Gaza, Sabiru menemukan pria yang sebenarnya rapuh dan melindungi. Dan di balik trauma Sabiru, Gaza menemukan wanita yang penuh dengan cinta dan keceriaan. Kontrak yang awalnya hanya untuk enam bulan berubah menjadi perjalanan yang penuh emosi, konflik, dan kejutan. Bisakah mereka merasakan melampaui batas kontrak yang dingin? Akankah Gaza dan Sabiru menemukan kebahagiaan sejati bersama, meski awalnya takdir mereka hanya sebuah kesepakatan di atas kertas dan diantara dua nama?