Aku menjalani hidup keduaku sebagai Anneke setelah bekerja ribuan tahun menebus dosa di alam baka. Ini Anneke von Eustas yang biasa saja. Keponakan seorang Viscount--yang juga biasa saja. Anak malang ini--aku--adalah seorang yatim piatu malang yang ditinggal mati kedua orang tuanya. Lalu, layaknya anak yang memiliki koneksi antar bangsawan pengabdi Grand Duke Harold, aku dipekerjakan sebagai penjaga perpustakaan. Begitulah kehidupan sederhana ala Anneke-si bangsawan rasa rakyat jelata ini hidup dengan hal-hal yang biasa saja. "Kemana kamu akan pergi?" "Saya hendak menemui Sir Arthur di kebun belakang." "Untuk apa? Selingkuh?" "Hah?" Benar, hidupnya harusnya menjadi biasa-biasa saja tanpa ada sesuatu yang menarik selain koin emas yang menggoda. Tapi, mengapa tiba-tiba Grand Duke kesayangan Kekaisaran--Yang Mulia Grand Duke Maximillian von Harold muncul di hadapanku dengan wajah merengut?! "Aku cemburu, Anne. Bagaimana bisa kamu tidak mengerti itu?" Omong kosong apa yang kamu bicarakan itu, Yang Mulia!

(written in bahasa) In their first life: She was the witch cast aside. He was the prince told to love the princess. In the end, they were only an almost- and almost was never enough. In their second life: She was the ballerina who died twice. Once, when she stopped dancing. Once more, in another lifetime. He was the man who dreamt of her face across lifetimes. And in this life, under a pale sky in Prague, they finally met again- just in time. "If you believe in second lives..." ©2025, womanincrimson_