"A tale of fighter.. who trained a girl, to be a woman."

Cerita pendek dan kurang comel. Cerita ni baru saja selesai ditulis tapi belum di-edit. Kalau jumpa typo bertimbun, maaf...

[Highest Ranking #1 in Teen Fiction] " I do not belong to you, or to anyone else. I will talk to whomever I want, whenever I want." Bella menjeling Rafael tajam. Perangai over protective lelaki ini semakin hari semakin menjadi-jadi dan boleh buat dia naik gila ! "Not if it's some ass who thinks he can put his hands on you!" Rafael menolak Bella ke dinding. Dia menahan Bella dengan kedua-dua belah tangannya disisi perempuan itu. Matanya kian tajam menusuk anak mata Bella. Bella tidak percaya akan apa yang dia dengar. Rafael tidak pernah bertindak seperti ini sebelum ini dan hakikat bahawa terdapat begitu ramai orang yang menyaksikan dia dan Rafael sekarang menjadikannya lebih mengerikan. Tetapi entah kenapa Bella boleh tersengih di saat api kemarahan Rafael membara. Damn ! This guy bila jalous nampak comel ! #1 in teen fiction; 2 june 2018 #1 in teen fiction; 14 august 2018 #1 in teen fiction; 8 september 2018 #1 in teen fiction; 16 september 2018 #1 in teen fiction; 1 december 2018 #1 in teen fiction; 15 december 2018 #1 in teen fiction; 23 december 2018 #1 in teen fiction; 6 june 2019 #1 in teen fiction; 9 june 2019 #1 in teen fiction; 14 june 2019 #1 in teen fiction; 22 january 2020 #1 in teen fiction; 14 february 2020 #1 in teen fiction; 9 September 2022

Seperti kebiasaan, rutin hariannya masih tidak berubah. Menunggu anak-anak asuhannya pulang. Cukup memenatkan, tapi ini pekerjaan yang dia pilih. Dalam letih, ada rasa bahagia. Melihat tawa anak-anak kecil itu, cukup melegakan hati kecil dia. "Teacher..." Suara kecil itu menyentakkan dia daripada lamunan. Terasa ada jemari kecil mencuit-cuit lengan dia. Pandangan terus dijatuhkan ke arah punca suara. "Yes honey?" Masih memandang, bibirnya merekah dengan senyuman lebar. Jemari jatuh mengusap kepala anak kecil di bawah dengan lembut. Penuh kasih sayang. Jujur katakan, dia sudah terlanjur sayang. "This is for you..." Terletus tawa kecil saat anak kecil itu malu-malu menyua tiga kuntum bunga kertas yang entah sejak bila dipetik. Disambut dengan senang hati. Turut menurunkan tubuh sedikit. Ingin menyamai paras ketinggian anak kecil itu. Rasa terharu. "Thank you Eshaq!" Puncak kepala anak kecil itu menerima kucupan pantas. Tidak lupa juga, tubuhnya dipeluk erat-erat. "Ehem!" Mendengar suara rendah nan berat itu, tubuh Eshaq dilepaskan. Kembali berdiri tegak di sebelah anak kecil itu dengan kening terjungkit. Sedikit hairan. Mahu bertanya, tapi takut tersalah kata. Jelas dia nampak bingung. Kening yang tidak gatal digaru. "Who are you?" "I'm Eshaq's father. Pleasure to meet you Jelita Elnara." Tegas nadanya membuat seluruh tubuh sang Jelita kejung beku. ⚠️Do not copy any part of this story !