[18+] [SELESAI] Semua karena Truth or Dare yang mereka mainkan, Kael memilih meminum bir ketimbang menjawab pertanyaan kejujuran dari temannya. "Truth or Dare, Hakkael?" Tanya Sena. "Truth." "Payah!" Ejek Shaka, namun Kael nampak tak peduli. "Sebenarnya gue udah pengen nanyain ini sejak lama, tapi kayak males gitu, gue yakin lo bakal bohong, dan sekarang lo gak boleh bohong, inget sama omongannya Shaka," ujar Sena sambil tersenyum penuh arti. "Siapa cewek yang lo suka di sini? Jawab jujur," tanya Sena yang membuat Kael terdiam seketika, sementara Shaka melirik Nazell yang terlihat cemas. "Jawab, lo gak mungkin suka sama Shaka," celetuk Sena yang membuat Ashila tertawa keras. "Gue gak homo," gumam Kael dengan nada malas. "Jawab, Kael!" Pinta Ashila yang terlihat penasaran. Kael meraih botol bir itu, menuangkannya ke dalam gelas dan meminumnya, membuat mereka semua terkejut. "Lo gila, Kael!" Pekik Nazell. "Gue gak bisa jawab, lanjut," sahut Kael sambil tersenyum kecil, kemudian ia memutar botol tersebut, sementara yang lain masih tak percaya dengan aksi Kael. ⚠️ - Kekerasan - Kata-kata kasar - Kissing dan adegan intim lainnya

"Jika memang rasa sakitku bisa menyembuhkan lukamu, akan ku sembuhkan setiap waktu. Maaf, karena kehadiranku hidupmu menjadi sekacau ini, Shian." -Zearka

[SELESAI] Seandainya Regas tak merusak bungkus pengaman yang ia pegang, Zares dan Alexa tak akan berakhir menikah muda. ⚠️ - Kekerasan Fisik & Mental - Kata-kata Kasar dan Vulgar.

[17+] Hilangnya saudara kembar Jenandra, membuat Jenandra rela datang dari luar kota untuk menyelidiki hal tersebut, bahkan ia rela pindah sekolah untuk mengungkap hilangnya Killian. Satu persatu fakta mulai terungkap, banyak keanehan yang terjadi di sekolah asrama tersebut, sampai akhirnya Jenandra teringat dengan ucapan teman sebangkunya, "Jangan mempercayai siapa pun di sekolah ini."-Jarez L Nathan. ⚠️🔞⚠️ - Bahasa Nonbaku. - Kata-kata kasar. - Kekerasan. - Kissing.

[MATURE] 🔞 Jung Jaehyun tidak pernah sekali pun menunjukan kemarahannya di depan Yeana, namun karena suatu kejadian yang menyakitkan merubah Jaehyun menjadi pria yang kasar dan tak kenal ampun. ⚠️WARNING⚠️ - Kekerasan - Adegan dewasa (semi) - Kata-kata kasar - Pembunuhan

[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan

"Lebih suka cowok seumuran atau yang lebih tua?" -Arjean. "Siapa aja, asal bukan lo." -Shannon. ⚠️WARNING⚠️ - Kekerasan. - Umpatan dan kata kasar.

[17+] [SELESAI] Entah kelebihan atau kekurangan, Killian bisa melihat hal-hal yang tak bisa orang lain lihat. Setiap hari ia merasa diperhatikan oleh banyak orang, ketika ia menatap salah satu diantara mereka, mahluk yang ia tatap akan mengikutinya dan memastikan apakah dirinya bisa melihat mereka atau tidak. Suatu hari, hatinya dibuat hancur ketika seseorang yang ia cintai tak mengingat dirinya, bahkan wujud gadis itu hanya ia yang bisa melihat. Dan satu persatu kasus kematian orang-orang di sekitarnya mulai terbongkar. (Ini hanya cerita fiksi, cerita karangan aku tentang Horor komedi!) ⚠️WARNING!⚠️ - Horor. - Adegan pembunuhan. - Kata-kata kasar. - Pelecehan seksual.

[Completed] Jung Jaehyun, pria yang telah meniduri kekasih sahabatnya sendiri saat SMA. Namun kesalahan lamanya tak membuat dirinya kapok, suatu saat ia kembali bertemu dengan perempuan yang pernah ia tiduri, perasaan ingin memiliki timbul begitu saja, membuatnya kembali menyakiti perempuan itu agar ia bisa memilikinya tanpa ada orang lain yang mengambilnya.

[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari penghianatan bukan? Mari membuat lo dan gue berkhianat pada orang tua masing-masing." ** Mati rasa, itulah yang Jeno simpulkan untuk kondisi saudara tirinya saat ini, Shan terlihat baik-baik saja dari luar, namun Jeno tahu bahwa Shan begitu kesakitan di dalam. Masa lalu yang begitu kelam membuat Shan kesulitan untuk menyadari bahwa masih ada orang yang peduli padanya, namun dirinya selalu menyangkal semua itu, ia beranggapan bahwa tak ada lagi yang perlu ia percayai di dunia ini. Pukulan demi pukulan, perkataan menyakitkan, dan tingkah licik dari Papanya membuat Shan menyimpan dendam yang besar, dendam yang tak boleh dilakukan oleh seorang anak pada orang tuanya sendiri, namun itulah Shan, ia benar-benar mati rasa hingga menganggap ia hidup sendirian di dunia ini.