uciha39's Reading List
7 stories
Senja & Bumi by nuearni__
nuearni__
  • WpView
    Reads 643,221
  • WpVote
    Votes 22,993
  • WpPart
    Parts 42
awal perjodohan memang selalu tak terduga namun aku selalu berharap akhir perjodohan kita tetap sama,bahagia bersama hingga hari tua.
PESONA OM LIAN by inisecrett12
inisecrett12
  • WpView
    Reads 176,476
  • WpVote
    Votes 4,841
  • WpPart
    Parts 41
amanda atau salsa?
MAAF by nandinis_
nandinis_
  • WpView
    Reads 2,871,478
  • WpVote
    Votes 86,290
  • WpPart
    Parts 122
Accident
Memikat Suami by aliyyahtaqiyyah
aliyyahtaqiyyah
  • WpView
    Reads 275,023
  • WpVote
    Votes 16,263
  • WpPart
    Parts 77
"Buat apa nikah kalau cuma mamanya yang tertarik, anaknya nggak!" "Ya justru itu, mamanya aja bisa tertarik, berarti lo tinggal memikat anaknya"
Riuhnya Nara (SALMarONy)  by Arunansa
Arunansa
  • WpView
    Reads 6,826
  • WpVote
    Votes 420
  • WpPart
    Parts 21
Tentang Nara dengan segala Riuh sekaligus penawarnya.... Selamat membaca karya pertama dari saya:)
Beauty Flower's and Love by uciha39
uciha39
  • WpView
    Reads 117,864
  • WpVote
    Votes 4,295
  • WpPart
    Parts 31
Salma Gracia Putri Wijaya adalah seorang gadis pemilik toko bunga terbesar di Yogyakarta, bertemu dengan seorang duda kaya raya bernama Rony Putra Panduwinata pemilik perusahaan ternama di Jakarta. Mereka tidak sengaja bertemu saat Salma menghadiri sebuah event di Jakarta dan Rony juga diundang sebagai tamunya. Mereka tidak langsung jatuh cinta, melain kan benci pada pandangan pertama. Tetapi, di balik benci itu, ada cinta yang tumbuh dengan sendirinya. Seperti bunga yang akan mekar pada waktunya.
Aku Juga Anakmu, Yah.  by uciha39
uciha39
  • WpView
    Reads 87
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 6
Aku terpaku terdiam diri di balik sakitnya hati ini. Suara gemuruh riuh perdebatan Ayah dan Bunda kembali menusuk telinga dan ragaku. Nada, adik kecil yang sedari tadi tertidur lelap seketika terbangun dan menangis sejadi-jadinya. Aku bimbang, antara memilih egoku yang tetap diam atau menenangkan adik perempuanku. Suara bentakan dan pukulan itu hampir setiap hari aku dengar dan saksikan. Aku tau, seberapa tersiksanya Bunda menjalani hidup dengan Ayah. Maka dari itu, aku selalu minta Ayah dan Bunda untuk pisah. Tapi, Bunda selalu sembunyi di balik kata "kasihan anak". Padahal, kita sebagai anak merasa lega kalau Nunda bebas dari makian dan siksaan Ayah. Pagi ini dengan kabut yang sejuk aku terbangun dengan perasaan hampa. Aku berjalan menyusuri ruang tengah menuju dapur untuk melihat sarapan yang dibuat Bunda. Tetapi, yang ku lihat hanya barang-barang yang berserakan sisa pertengkaran Ayah dan Bunda semalam. Aku berlari menuju kamar Bunda, dan aku tidak menemukannya di sana. Seluruh ruangan di rumah ku datangi, tetapi tidak ada yang ku temukan. Bunda kemana? Ini masih jam 6 pagi, masa iya sudah pergi ke kantor? Aku siap-siap menuju sekolah meninggalkan rumah yang seperti kapal pecah dengan tenaga yang tersisa setengah porsi. Aku menghubungi Bunda tapi tidak satupun telepon yang beliau angkat. Saat pertengahan jalan, ada telepon masuk, yang ternyata dari Bunda. "Kak, Ayah dan Bunda pisah." Deg. Hatiku hancur sekaligus lega mendengar pernyataan bunda pagi ini. Aku tidak bisa menjawab sepatah katapun dan memilih untuk mematikan telepon dari Bunda. Persidangan Ayah dan Bunda akan terjadi di hari Sabtu ini. Apakah Aku akan kuat menjalani hidup setelahnya? Atau aku terus-terusan memendam rasa di balik diam?