mmazh3
Langit senja meredup, menyisakan cahaya jingga yang ditelan gelap. Udara malam menusuk, tetapi yang lebih menyakitkan adalah sosok di hadapanmu.
Roda sepeda menggesek aspal, dan kau menoleh. Siluetnya terlalu familiar untuk diabaikan.
"Kak Jihoon... hiks..."
Suaramu lirih, matamu berkaca-kaca. Dia mendekat, menggendongmu tanpa ragu.
"Kenapa kau di sini? Hari sudah malam."
Kau merapat, menyembunyikan wajah di dadanya. "Karena kakak sudah tidak peduli padaku."
Dia menghela napas, menyeret sepedanya dalam diam.
"Kakak jangan tinggalkan aku. (Name) hanya punya Jihoon, ya kak?"
Jihoon mendengus. "Aku tidak akan meninggalkanmu, (Name)."
Namun, janji itu hanya dongeng. Pada akhirnya, dia tetap pergi.