Trauma mengakibatkan ganguan mental memang benar adanya. Jingga Dexalia Putri, anak broken home dengan trauma berat, hidup yang tak pernah tenang, masalah selalu muncul dan menerjang memukul mentalnya terus menerus, overthinking berlebih membuatnya tak pernah merasa benar dan didengar. Hidupnya terasa menjadi orang yang paling menderita. Sehari hari di isi dengan air mata dan sakit hati. Keinginan untuk mati terus berputar di dalam benaknya. tetapi setitik cahaya kecil terlihat di pelupuk matanya, menenangkannya. Akankah hidupnya baik baik saja jika harapan hanya sekecil titik cahaya orange, yang bahkan tak bisa menerangi seluruh hidupnya yang gelap gulita. __________________________________________________ Azka Samudra Laksamana, hidup nya yang berada dan terarah. Saking terarahnya dia sama sekali tidak punya pilihan. Hidupnya tertata rapi dari hal sepele sampai hal yang paling besar sudah di atur. Dari pakaian, kegiatan sehari hari, cita cita dan pekerjaan di masa depan pun sudah di tentukan. Membuatnya merasa tidak bebas. Sudah terlihat cahaya seperti apa yang akan menyambutnya. Dia sosok yang penurut, malah terlalu penurut. Apapun selalu di iya kan, dan saat dia tidak bisa menanganinya ia tertekan. Sifat perfeksionis yang di bentuk sejak kecil menganggu nya. Kemudian adakah cahaya baru yang lebih lembut dan menenangkan yang akan di dapatkan nya. Atau ia akan tetap berada di jalur yang sudah di tentukan. __________________________________________________ Jika sebuah cahaya terlalu kecil, maka tidak akan mencakup seluruh kegelapan. Juka cahaya terlalu besar km tetap tidak bisa melihat apapun karena terlalu silau. Maka secukupnya saja, segala sesuatu yang tidak berlebihan akan baik baik saja bagi diri sendiri.