Antara Aku, Negara, dan Kursi Indomaret
Aku duduk. Merenung dan mendung. Hujan dan tenggelam dalam bah pikiran yang menghantu di hari ini. "Mau jadi apa dan bagaimana?" tanya kursi Indomaret malam itu.
Aku duduk. Merenung dan mendung. Hujan dan tenggelam dalam bah pikiran yang menghantu di hari ini. "Mau jadi apa dan bagaimana?" tanya kursi Indomaret malam itu.
Seorang anak dibawah umur yang ditarik menuju peperangan melawan Ratu jahat.
Aku tertidur, menghambur dalam debur. Hidup terlungkup dalam degup dan ia tak lagi bersuara.
Tak ada penyesalan ketika tali melilit mencekik leher nya kala itu.
Gereja hanyalah tempat, kita adalah nikmat.