drafloveers
"Do you believe in love?" tanyanya, pelan. Pandangannya tak lepas dari langit cerah yang membentang luas kala itu.
Gadis manis di sebelahnya sontak menoleh. Pertanyaan itu terdengar tiba-tiba. Namun ia mengangguk, pelan.
"Akhirnya percaya," jawabnya.
Lelaki itu mengernyit, heran.
"Maksudnya 'akhirnya'? Jadi sebelumnya kamu nggak percaya?"
Perempuan itu hanya terkekeh. Ia mengalihkan pandangannya ke depan-ke arah dua pasang kekasih yang sedang duduk bersisian di ujung danau.
"Melihat banyak hal terjadi di sekitar kita... membuatku percaya kalau cinta itu memang ada," ucapnya.
"Melihat kisah orang lain... menyadarkanku bahwa cinta bukan sekadar kata. Tapi kekuatan."
Ia tersenyum, masih menatap langit.
"Pernah melihat orang yang tetap bertahan, meski pasangannya selingkuh dan menyakitinya berulang kali? Dan saat ditanya alasannya, dia hanya bilang; demi anak, demi keluarga, demi apa pun-padahal alasan utamanya satu; dia masih cinta."
Lelaki itu terdiam. Kagum. Mungkin, ini kekagumannya yang kesekian kali.
"Tapi... kenapa harus melihat dari sisi luka orang lain?" tanyanya pelan. Ada senyum di ujung bibirnya saat ia melirik gadis itu. Cantik. Sama seperti langit hari itu.
"Karena kadang, yang membuat kita percaya bukan kisah kita sendiri. Tapi kisah orang lain," sahutnya.
"Entah itu kisah yang menyakitkan, atau yang penuh keindahan-keduanya nyata. Sama seperti cinta."
"Dan sama seperti kalimat lama itu," lanjutnya lirih.
"Pengalaman seseorang adalah pelajaran bagi banyak orang."
***
Cover by pinterest