fábula del encuentro: kisah dua dunia yang tak sengaja bertabrakan, tapi terlalu pelik untuk dibiarkan sekadar lewat. Sesosok presiden direktur baru yang belum selesai berdamai dengan setelan jas, dipaksa menghadapi warisan masalah dari segala taktik yang nyaris runtuh. Adapula sosok CEO muda yang justru absen di saat krisis, tapi namanya dipakai untuk membungkam suara-suara kritis. Mungkin iya, mereka belum pernah bertemu. Tapi nama mereka mulai saling mengait begitu saja. Entah secara kebetulan atau memang disengaja. Lewat kontrak, regulasi, dan keheningan di balik email-email formal yang terlalu dingin. Dan tanpa sadar, ada yang mulai bergerak, tapi bukan karena soal perasaan. Tapi karena rasa ingin tahu-yang pelan-pelan berubah jadi genting. Karena saat dua dunia bersilangan, tak selalu ada peta yang bisa menjamin pulang. When he said and then she led. just an original fictional legacy story. 🤍

Tidak ada yang benar-benar siap menjadi dewasa-apalagi menjadi orang tua, apalagi dalam sunyi. Ayara hanya ingin lulus tepat waktu. Jalu hanya ingin memperbaiki apa yang bisa dia genggam. Ayara gak minta semuanya terjadi secepat ini. Tapi Jalu... tetap di situ Tapi hidup gak pernah semudah itu. Di balik senyum tipis dan tawa yang dipaksakan, ada luka-luka yang gak pernah sempat sembuh. Tapi dari retakan itulah, mereka belajar merangkul, bukan menghakimi. Ini bukan kisah tentang sempurna-ini kisah tentang bertahan. Tentang dua orang muda yang mencoba merakit rumah dari puing-puing diri mereka sendiri. -- ⚠️TW: Mengandung unsur self-harm. Mohon baca dengan penuh kesadaran dan kasih sayang pada diri sendiri.

A spin-off of Unspoken Things Over Dinner Tables Premis : Di antara panasnya aspal jalanan dan dinginnya ruang bengkel, Jalu membangun hidupnya dari nol- berbekal tekad, tangan terampil, dan janji yang tak pernah ia ucapkan lantang: memberi yang terbaik untuk keluarga kecilnya. Ayara, gadis yang tumbuh terlalu cepat karena dunia tak memberi ruang bersantai, memilih percaya pada masa depan bersama Jalu- meski langit hidup mereka belum sepenuhnya cerah. Sementara dunia membawa Jalu ke Istanbul, Doha, Bergen, hingga Abu Dhabi, waktu tak berhenti berjalan di sisi Ayara dan anak mereka, Shaka. LDR bukan sekadar jarak- tapi soal rindu yang diam, tawa yang tertunda, dan pertumbuhan yang tak bisa diulang. Namun pada akhirnya, semua kembali ke satu titik: rumah. Dan pada saat janji-janji muda berubah jadi kenyataan, mereka bertanya-tanya-apakah cinta itu cukup... saat waktu sudah berjalan sejauh ini? ★★★★★ Story of Arshaka Tirtangga : Pradjasena Luigi's Son

Langit kelabu. Sirine meraung. Rel kereta masih bergetar sisa kepanikan. Seorang wanita turun dari mobil kantor Metro 7 dengan rompi pers dan ID Card menggantung di leher. Kamera bergoyang, suara orang-orang bercampur dengan peluit petugas. Di tengah kekacauan... satu sosok berdiri tegak. Seorang pria dengan seragam masinis kusut, helm safety, dan wajah datar-sedatar-datarnya. Tangannya pegang HT, mulutnya ngasih instruksi padat ke teknisi lain. Tapi matanya... serius, tajam, dan fokus penuh. "Itu masinisnya?" bisik wanita itu ke kameramennya. "Iya, katanya dia yang sempat tarik rem darurat." Ia mengerutkan dahi. "Mukanya... ketus amat ya. Gak ada ramah-ramahnya." Biasanya kalau ketemu petugas di lapangan, mereka nyapa balik. Tapi yang satu ini? Ngelirik pun enggak. Dia jalan melewati wanita itu begitu aja. Nggak senyum, nggak angguk, cuma jalan. Dan entah kenapa, justru itu yang bikin wanita itu berhenti sejenak. Karena di balik wajah lempeng itu... ada sesuatu yang menarik. Serius. Tanggung jawab. Dan jujur. Dia nanya ke petugas, "Masinis itu siapa namanya?" "Vikram." Ia nyimak. Lalu, pelan-pelan dia buka notes kecilnya. Di halaman paling belakang, dia tulis satu nama. "Vikram - masinis lempeng, bukan kandidat jodoh settingan." Dua jiwa berjalan di lintasan yang tak pernah bersinggungan. Yang satu tumbuh dalam sorotan cahaya, bicara untuk dunia, suaranya tajam menembus layar. Yang satu lagi, hidup dalam diam dan deru mesin, menyusuri rel panjang dengan mata yang selalu awas. Dunia mereka tak sejajar- satu di menara kaca, satu di rel tanah. Tapi semesta tak peduli garis keturunan, kasta, atau nama belakang. Yang dia lihat bukan gelar, tapi keberanian. Yang dia cari bukan kemewahan, tapi kejujuran. Namun, tak semua yang saling jatuh bisa saling jatuh ke pelukan. Ini kisah dua manusia yang terlalu dalam mencintai, di dunia yang terlalu sempit untuk menampung mereka. #1 in romance #1 in culture class