Cerita Sex Series 🔞💦🔥 "Aku akan cum," kataku dengan urgensi tiba-tiba. Mata Diana terbelalak, bahkan dengan penis Kyle di mulutnya. Dia segera melepaskan diri dan menoleh ke arahku. Ayam Kyle berdenyut-denyut di udara seperti lengan yang melakukan biceps curl. "Berikan padaku. Cum pada saya. Air mani di seluruh wajahku. Di bawah payudaranya yang gagah aku bisa melihat dia juga sedang masturbasi. Dia telah terbang dengan cekatan dan marah di antara kedua kakinya, pinggulnya bergoyang-goyang ditopang oleh paha yang kuat. Semuanya menjadi terlalu berlebihan, dan aku merasakan ledakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhku seperti tersengat listrik. Aku mengarahkan ujung kemaluanku tepat di antara kedua mata Diana, dan dengan kejang otot bengkakku, menembakkan banyak sekali cum putih panas tepat ke pipi merah jambunya yang ceria seolah itu adalah target tepat sasaran. Aku mencondongkan tubuhku ketika gelombang kedua mengenai alis dan dahinya. Aku mulai mengelus penisku lagi, sekarang hampir tepat di atas mulutnya. Dia mencondongkan tubuh dan membuka lebar-lebar, beberapa tetes susu jatuh ke lidahnya. Dia menelannya dengan erangan ekstasi. "Sialan, itu panas, aku juga akan cum!" Kyle menembakkan beban pertamanya sebelum dia sempat bereaksi; pukulan itu mengenai bagian samping wajahnya, dan segera menjalar ke rahang dan lehernya hingga masuk ke dalam saku tempat tulang selangka bertemu dengan leher. "Mmmmm, ya. Saya suka air mani!" serunya. Dia melihat langsung ke kamera dan menjulurkan lidahnya, memastikan gumpalan air mani berada tepat di tengah, "Bagaimana kamu menyukainya, Nancy?" dia menelan dan memperlihatkan lidah merah mudanya lagi, air maninya hilang dan lidahnya tampak telanjang seperti bagian tubuhnya yang lain.

Cerita Sex Series 🔞💦🔥 Aku mengangkat kepalaku kembali, dan menyelipkan jari kedua ke pantatnya dan terus menggerakkannya masuk dan keluar, membawanya kembali ke atas, kali ini memberikan sedikit tekanan lebih pada anusnya. "Ugh, oh, ahhh tuhanku, apakah kamu sudah siap?" dia bertanya, kepalanya terkubur di bantal sofa saat dia mendorong pantatnya ke tanganku. "hampir siap" saya menarik jari saya keluar, menghapusnya, dan memegang gagang colokan. "Bersiaplah" kataku padanya sambil menariknya sedikit agar dia tahu apa yang akan terjadi. "ahhhhh.... lakukanlah... ugh" aku mulai mencabut stekernya, pantatnya tidak mau lepas. "OH MY GOD. OH GOD FUCK. CEPAT!" Aku menarik sedikit lebih keras, tapi pantatnya tetap tidak mau menyerah. "OH FUCK ITU SAKIT!" Dia berteriak, "ini, biarkan aku mencoba sesuatu" kataku, dengan pendekatan baru dalam pikiran. "apa saja, lakukan saja apa saja" Aku mulai menarik stekernya lagi, dan menggunakan tanganku yang bebas untuk menjangkau ke bawah dan ke bawahnya, jari-jariku menemukan klitorisnya dan mulai menggosok. "HOLY FUCK APA YANG SEDANG LAKUKAN? OH GOD FUCK" Menggosok klitorisnya lebih keras lagi sekarang, aku mulai menariknya lebih keras lagi, akhirnya ada gerakan dari sumbatnya. "OH SUNGGUH SANGAT SAKIT SAKIT TAPI TERASA SANGAT BAIK! TERUS TERUS OH FUCK OH FUCK OH FUCK"

Cerita Sex Series 🔞💦🔥 "Kau tempat sampah, Amber! Itu adikku!" Pada saat itu dia menyadari bahwa dia telah membeli air mani saya di lengannya dan melapisi tangan tempat botol itu berada. Dia dengan cepat melempar botol itu ke meja riasnya dan mulai menyeka cairan di baju PJ-nya. "Kamu menggosok kotoran di wajahmu, Jenn. Kenapa kamu kecewa sekarang?" "Persetan, Amber!. Lebih mudah mengabaikan mana asalnya selama dia tidak melakukannya tepat di sebelahku!" Amber terus menjilati dan dengan seksi menyeret lidahnya yang basah di telapak tangannya, menjilati semua sisa air maniku. Dia menghela nafas puas dan bersandar pada sikunya, payudaranya dengan malas bergoyang dari sisi ke sisi. Dia menatapku dengan nakal dan mengedipkan mata, wajahnya yang tertutup sperma seksi berseri-seri padaku. Aku ingin mengatakan sesuatu... bertanya padanya apakah dia menyukaiku sekarang... apakah kita bisa melakukannya lagi... sesuatu yang akan dikatakan oleh anak SMA bodoh, tapi aku tidak bisa memikirkannya. "Sekarang jadilah anak yang baik dan isi sisa botol-botol itu," katanya dengan marah padaku.

Mengetahui aku sedang diawasi sekarang, aku benar-benar bertindak. Saya meningkatkan kecepatan saya dan mengerang lebih keras sehingga pengamat saya dapat mendengarnya. Aku memejamkan mata dan mulai membayangkan Riley yang sedang menghisap penisku, bibir merahnya yang indah bergerak ke atas dan ke bawah batang penisku. Saya bisa merasakan bola saya mulai mengencang dan saya tahu saya sudah dekat. Sekarang aku membayangkan Melanie yang sedang menghisap penisku semakin cepat. Tepat sebelum aku akan orgasme, gambaran ibu dan saudara perempuanku mulai memenuhi pikiranku. Gambaran keempat wanita luar biasa ini membuat saya terpojok dan saya meledak. Tembakan demi suntikan air mani keluar, saya tersesat bahkan untuk menyadari ke mana perginya air mani saya, "Fuuckkk" aku terkesiap. Rasanya sangat enak. Saat aku kembali ke dunia nyata, aku tidak bisa menahan diri dan memeriksa pintu. Riley-lah yang memperhatikanku, tangannya menurunkan celananya. Dia begitu tersesat pada saat dia tidak menyadari aku sedang menatapnya. "Sial" bisiknya sambil menghilang di balik pintu, disusul langkah kaki yang melarikan diri. Aku tersenyum pada diriku sendiri lalu mengalihkan perhatianku kembali ke komputerku.

Aku terjatuh kembali ke sofa dengan kelelahan dan gemetar tetapi dengan senyum lebar di wajahku. Ellie duduk kembali dan melihat penisku yang perlahan kehilangan kekerasannya, lalu menyeka air mani dari wajahnya dan memeriksanya dengan jari-jarinya. Dia terkikik sambil mengusap air mani ke seluruh putingnya yang lain. Dia menatapku . . . sambil mengusap kedua putingnya dengan lembut. . . dalam cairan panasku dan tersenyum. "Wow, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku meminta waktu tambahan," jelasnya. Dia bangkit dan saat dia melakukannya... Aku perhatikan dia harus menarik kembali celana dalamnya sedikit dari bagian tengahnya. paha di tempat mereka entah bagaimana berakhir. Apakah aku merindukan dia menggosok klitorisnya... saat memberikan oral seks pertamanya kepada kakaknya? Dia berbalik dan aku memperhatikan pantat kecilnya yang ketat saat dia berjalan keluar ruangan. Aku memakai celana boxerku dan mengambil kausnya terangkat dari lantai. Saat aku menghirup aromanya dalam-dalam dari kemejanya, kudengar dia menyalakan pancuran di lantai atas saat dia membersihkan diri sebelum tidur. Dia belum mengetahuinya, tapi aku akan menyimpan baju itu dan menggosokkannya ke penisku... berkali-kali di masa depan... sebagai pengingat atas apa yang baru saja terjadi.

"Mari kita lihat lebih dekat payudara kecil ini," katanya sambil menarik kaus dalamnya dengan ibu jarinya. Perlahan-lahan pangkal nya yang seperti lemon muncul. . . putih karena ditutupi di pantai oleh bikininya. Areola merah mudanya segera terlihat dan kemudian dua puting telanjang yang sedikit lebih gelap terlihat kaku seperti kacang ubur-ubur kecil. Dia mengusap bagian luar nya dan kemudian membuat lingkaran kecil di sekitar nya yang kaku. Dia mulai mengerang sedikit saat dia terus meraba dia. Belum pernah ada laki-laki yang melakukan ini padanya, dan dia menyukainya! Dia mengulurkan tangan dan mulai menjepit kuncup merah mudanya dan memutarnya dengan ujung jarinya. "Sial, aku suka payudaramu," katanya sambil menyapukan kaus dalam dengan cepat ke atas kepalanya dan segera membuka mulutnya dan menangkap payudaranya di dalam. Dia meletakkan tangannya di punggungnya, bergerak maju dan mulai menghisap dan dengan lembut menggigit payudaranya. Erangannya seperti bahan bakar bagi egonya saat dia pertama kali menghisap kuncup kaku wanita itu dan kemudian menjilatnya bolak-balik. Saat dia berkonsentrasi pada satu payudara, dia menangkup payudara lainnya dengan tangannya dan terus mencubit dan menarik payudara lainnya. Gadis itu tidak pernah membayangkan tubuhnya bisa begitu terangsang sambil terus bergerak maju mundur di antara payudaranya yang sedang berkembang.

Gadis itu sedang meremas payudaranya, mengusap bagian bawah payudaranya yang sudah berkembang, memilin puting coklat yang mengeras, membelai aureole yang masih terbentuk. Dia melakukan ini sambil berlari perlahan di atas treadmill, jadi saya mendapat manfaat tambahan dari payudaranya yang memantul. Kemudian dia berhenti, dan mesinnya berhenti perlahan. Dia menaruh payudaranya." Saat Mindy membaca, kedua tangan Jerry perlahan-lahan menyelipkan kakinya ke bagian bawah atasan piamanya. Dia menyelipkan kedua ibu jarinya ke bawah kain dan perlahan-lahan menggerakkan tangannya yang berkeringat ke atas perutnya hingga ke pangkalnya. payudara... yang ingin disentuhnya. "Ayah, itu agak menggelitik. . . ooooo. . . kamu membuatku merasa agak. . . hampir terlalu terangsang." Jari-jari Jerry mempunyai pikirannya sendiri dan dia membiarkan ujung-ujung jarinya mulai membuat lingkaran di sekitar tepi kerucut bundarnya. "Mindy. . . kamu tidak boleh terlalu terangsang. Biarkan saja itu terjadi. . . Menurutku kamu akan menyukainya." "Bolehkah aku mengawasimu, Ayah? Maksudku, bolehkah aku menarik atasanku dan melihatmu menyentuh payudaraku?"

"Ayah?" "Mmmmmmm." "Bisakah kita melakukannya sekarang?" Tamparan lembut di bagian bawah. "Aku sudah memberitahumu tentang tembakan di loker. Pokoknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan terlebih dahulu." Makan siangnya adalah sandwich tuna, buah, dan teh. Jim tidak berpikir dia harus keluar dan memeriksa lagi sampai malam. Dasar tendanya kokoh, dia bisa tahu dari bentuk kubahnya bahwa tidak ada salju yang menumpuk dan bentengnya berfungsi dengan baik. Mereka tidak pernah bosan sedetik pun. Mereka menikmati buku itu, Vicki senang mendengar ayahnya membaca. Namun sebagian besar waktunya dihabiskan dalam pesona satu sama lain dan tubuh satu sama lain. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya berciuman mesra, saling menjelajahi mulut dan bibir, payudaranya. Kadang-kadang dia iseng membelai alat kelaminnya, tidak selalu membangkitkan gairah Vicki, hanya dengan lembut mengeksplorasi dan memiliki. Dia melakukan hal yang sama dengan penis dan testisnya. Sentuhan pria itu pada alat kelaminnya berbeda sekarang. Alih-alih tangannya datang dari depan, Vicki akan berbaring miring menghadap dia dan meletakkan kaki atasnya di pinggangnya sehingga dia bisa datang dari belakang. Sekarang anusnya termasuk dalam pengembaraannya. Selalu dengan jari yang dilumasi dengan baik. Awalnya sfingternya berfungsi sebagaimana mestinya dan mengencang. Lambat laun dia dan dia menjadi terbiasa dengan sentuhan. Dia memeluk Jim lebih erat dan menciumnya dengan sungguh-sungguh. Hanya dengan sedikit tekanan sendi pertama jari telunjuknya masuk.

Gabrielle datang sambil melambaikan tanda terima kartu kredit untuk sistem termahal yang dijual David. "Ini sangat mudah David, kenapa kamu tidak selalu melakukan ini?" Dia melihat bentuk putingnya yang terlihat melalui tank topnya dan tahu jawabannya. "Apakah kamu tidak senang? Apakah kamu tidak akan menganiayaku?" Untuk pertama kalinya dia meletakkan tangannya di payudaranya saat mereka berciuman. Dia mengantisipasi reaksinya. Awalnya sedikit mundur, lalu antusias. Dia memijat puting menarik itu di antara ibu jari dan telunjuknya dan merasakan wanita itu mendorong pinggulnya ke pinggulnya. Sekali lagi penisnya yang mengeras menyebabkan dia menarik diri dan membuat Gabrielle cemberut. Hal yang sama terjadi setelah penjualan berikutnya. Gabrielle menegang ketika dia menyentuh pahanya di roknya, lalu rileks dan menghisap lidahnya sekuat tenaga. Setelah staf pergi, mereka kembali ke ruang audio eksekutif dan Gabgrielle menuangkan anggur, jeruk nipis, dan soda. Ketika David meletakkan tangannya di atas payudaranya, dia sangat senang ketika mengetahui bahwa dia telah melepas bra-nya.

Pemecah lautan itu besar, hangat, dan kuat. Brad dan Jeanie serta dua pasangan jangka panjang lainnya menyusuri pantai sejauh lima ratus meter agar mereka bisa berenang telanjang. Sarah ingin sekali bergabung dengan mereka tetapi menurutnya hal itu mungkin akan mempercepat prosesnya. Bersama empat orang lainnya, mereka bermain-main dan berselancar di ombak. Yang lain sepertinya sudah berpasangan dan banyak bersentuhan serta berpegangan tangan, lalu Al dan Sarah melayang bersama. Sarah adalah perenang yang kuat tetapi dia tidak tahu tentang body surfing. Dia memperhatikan bagaimana Al menyelam di bawah pemecah gelombang saat mereka menyeberang dan menirunya. Kemudian dia menyaksikan dengan frustrasi ketika Al tampaknya menangkap setiap gelombang dengan sempurna sementara dia tidak bisa menentukan waktu permulaannya. Ketika Al menemuinya lagi, Sarah bertanya apakah dia bisa menunjukkan caranya. "Oke, tengkurap saja." Dia memiliki satu tangan yang menopangnya di bawah perutnya dan yang lainnya di belakang kakinya. Dia bisa merasakan kulit halusnya dan kekencangan perutnya. Dia mendengar gelombang mendekat dan kemudian merasakan pria itu mendorong kakinya dengan kuat. Ia menangkap ombak dengan sempurna dan merasakan sensasi kecepatan dan buih serta turbulensi air di tubuhnya.