Aleena adalah gadis mandiri, modern, dan keras kepala. Ia tumbuh di lingkungan perkotaan dengan pemikiran terbuka dan ambisi besar dalam dunia karier. Bagi Aleena, menikah dengan pria dari kalangan gus-keturunan kiai atau tokoh agama besar-adalah sesuatu yang tak masuk akal. Terlalu banyak aturan, terlalu banyak sorotan, dan terlalu banyak beban adat serta agama yang tak cocok dengan gaya hidupnya. Ia bahkan bersumpah tak akan pernah terjebak dalam dunia semacam itu. Namun hidup punya cara unik untuk menertawakan keyakinan manusia. Dalam sebuah insiden tak terduga, Aleena terlibat dalam perjodohan mendadak yang tak bisa ia tolak-dengan seorang gus muda yang kharismatik, cerdas, dan dikenal luas: Gus Al Adzando, atau yang di Sebut Gus Al. Gus Al bukan sembarang gus. Ia adalah calon penerus pondok pesantren besar yang punya pengaruh di seluruh negeri. Tenang, dewasa, dan penuh wibawa-Gus Al jauh dari bayangan lelaki kolot seperti yang ada dalam kepala Aleena. Tapi tetap saja, Aleena merasa seperti burung yang dikurung dalam sangkar emas. Pernikahan mereka menjadi buah bibir banyak orang. Aleena harus beradaptasi dengan dunia baru yang penuh tatapan, aturan, dan tuntutan. Tapi seiring waktu, ia mulai mengenal sisi lain dari Gus Nashed-sosok suami yang sabar, rendah hati, dan secara diam-diam memperjuangkan Aleena dalam sunyi. Bisakah cinta tumbuh dari pernikahan yang tak pernah direncanakan? Akankah Aleena bisa menerima takdir yang dulu ia tolak mentah-mentah?

[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan menjadi bahan gunjingan para tetangga dan ibu mertua. Sejak saat itu kehidupannya hancur dan berantakan, seolah kebahagian sudah tak lagi berpihak padanya. Namun dengan kesetian hati, Regandra tetap menemani detik tiap detik waktu berat yang Fara lalui. Ia tetap mendampingi silir bergantinya waktu milik Fara agar tidak menjadi sia - sia. Hingga tahun 1999 kecelakaan na'as, insiden jatuhnya pesawat Air-1125 menimpa Regandra yang hendak pulang ke rumah sejak 3 tahun lamanya. Dari situ-lah Fara di hadapkan oleh cobaan berat seorang diri tanpa ditemani Regandra di sisi. Jika semesta menyuruh Fara untuk memilih antara disiksa pada tahun 1990 atau 1999. Fara jelas akan memilih tahun 1990. Karena 1990 baginya menyiksa. Namun karena Regandra, ia tidak takut terluka. Sementara 1999 baginya neraka, karena tidak ada Regan disana.