Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang tuanya, karena sejak kecil ia sudah bersama dengan neneknya. Namun keceriaannya hilang ketika neneknya meninggal saat rumah mereka di rampok oleh segerombolan orang. Crystal harus berjuang hidup sendiri, namun ia masih memiliki satu orang sahabat yang selalu menemaninya. Hanya dia satu-satunya yang mau berteman dengan Crystal. Bahkan ia selalu disiksa oleh teman di tempat ia bersekolah. "Aku harap ada yang membantuku keluar dari penyiksaan ini." lirih Crystal. ***** Xavier Ellardo Harrison, sang penguasa dunia immortal. Hidup ratusan tahun namun sampai saat ini belum menemukan matenya. Mate yang akan membuatnya lebih kuat dari sebelumnya. Mate yang akan membuatnya menjadi penguasa dunia. Namun siapa sangka jika sebenarnya ia memiliki mate seorang manusia. "Aku harus segera menemukanmu mate." lirih Xavier. High Rank: #1 in Evil (09092020) #1 in Immortal (19072021) #1 in Mate (11082021) #2 in Queen (02082021) #2 in Kingdom (14112021) #3 in Demon (10092021) #5 in Fantasy (06092021) The First a Fantasy Wattpad Story by Aristaptr Don't copy this story! All pict in this story from Pinterest. Happy Reading 🖤

" Apapun yang bikin kamu bahagia aku juga bahagia " ʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁) Menjadi siswi paling populer di SMA PRADITA DIRGANTARA, belum tentu membuat cewek bernama Arunika syela brata bahagia. Arunika bukan hanya dikenali tapi juga disegani. Dia disegani karena orang yang selalu ada di dekatnya. Dia Leo, Leo braga wijaya. Leo adalah ketua geng motor SMA PRADITA yang musuh nya ada di mana-mana. Jika banyak dari mereka yang menyegani Leo tapi tidak dengan Arunika. Arunika bagaikan air bagi Leo yang api. Dipertemukan dari kecil, membuat keduanya selalu bersama. Seperti simbiosis mutualisme. Dimanapun Arunika berada, disitu juga ada Leo, dan itupun sebaliknya. semut dan gula mungkin itu gambaran yang cocok untuk keduanya. ◝(⑅•ᴗ•⑅)◜..°♡ CERITA INI TERCIPTA DARI SAYA SENDIRI TANPA CAMPUR TANGAN SIAPAPUN. prolog : 31 Mei 2023 epilog : blm tau kapan