Laceena
Ini kisah kalian?!
Awang Hadrian bukan tipe yang pandai bilang rindu.
Dia cuma tahu caranya menunggu diam-diam, di antara riuh orang-orang yang tak berhenti bergerak.
Bandung baginya bukanlah sebatas tempat. Ia ruang di mana tawa dan kasih pernah berbaur menjadi satu.
Kini, setelah Indah tidak di sisinya; di antara jalanan yang mereka lewati, di pergantian pagi hingga sore, semuanya tidak lebih berarti dari sebuah kekosongan.
Awang mengingat suara mesin motor yang berhenti di jembatan kecil. Dia hafal kapan napas gadis itu tertahan. Dan dia menikmati saat-saat sunyi dapat mendamaikan butiran lelah yang menempel di tubuh dan pikiran mereka. Segalanya bagaikan denting halus, menandai waktu yang terus berjalan tanpa tahu siapa yang akan menunggu di ujungnya.