8erdistraksi
"No one can be perfect all the time, Ram. Kamu tahu, kenapa mereka semua memperlakukan kamu seperti itu?"
Parama menghela nafas. Sebenarnya, niatnya untuk pergi dari ruangan itu udah terkumpul sejak lima menit yang lalu. "Ya, karena mereka benci aku, La."
"Bukan." Arunala sedikit menyeringai.
Parama yang sudah bangkit dari duduknya, kini tertahan.
Arunala memintanya untuk kembali duduk. "Karena kamu nggak sesuai dengan harapan mereka."
Hening.
"Menjengkelkan memang. Tapi, itu fakta, Ram. Orang lain selalu berpikir bahwa mereka tahu tentang diri kita, dan jadi menaruh harapan besar ke kita, bahkan sampai kita merasa seperti punya hutang ke mereka."
Parama tertegun.
"You do you, Ram. You don't owe anyone, anytime, or anything. Even just one damn thing."
-
Call It What You Want adalah karya saya yang keempat. Cukup berbeda dengan karya saya sebelumnya, ini menceritakan dua orang penyendiri yang dijuruskan untuk bersama-sama menghadapi suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda.
Tapi, siapa sangka, di balik sudut pandang yang mereka pikir nggak akan pernah bisa selaras, mereka justru menemukan satu hal yang membuat mereka sama-sama bertahan dan menguatkan.