Sudah tamat di KBM dan GN Safiyya mencoba mengikhlaskan Nalen menjadi milik Maira ketika sang sahabat bilang bahwa dia mencintai laki-laki itu. Namun, tak ada yang pernah tahu takdir Tuhan akan seperti apa bukan? Ditengah kekacauan hidup Safiyya, Tuhan justru membuat Nalen menjadi miliknya. Tapi benarkah pernikahan yang Nalen tawarkan adalah sebuah obat dari segala luka? Ketika sebuah fakta menyakitkan membuat Safiyya tahu bahwa dia tak ubahnya hanya sebuah bayangan bagi Nalen dalam pernikahan mereka.

Bagi Ammar, pernikahan adalah serangkaian tanggung jawab dan beban, yang sedang tidak ingin dia emban saat ini. Dua hal itu, ditambah seorang wanita yang belum lepas dari pikirannya, membuat Ammar ingin mengakhiri pernikahannya dengan Putri, seorang Nona Besar manja yang dijodohkan dengannya. Andaikan Putri memiliki seorang lelaki yang disukai,pasti akan lebih mudah baginya menolak perjodohannya dengan Ammar. Sayangnya, dia sama sekali tidak mengenal pria. Dia hanya ingin kembali ke rumah ibunya, tidak ingin tinggal terlalu lama bersama suami, sang filantropis yang berubah dingin jika bertemu dengannya. Ketika dimulai dengan niat yang salah, masih adakah keberkahan yang membersamai langkah?

Meski hidup berkecukupan setelah menikah, Gisa tetap bekerja menjadi dosen dan dokter umum. Sementara itu, Lutfan sang suami adalah dokter bedah umum. Pekerjaan keduanya kerap menyita waktu satu sama lain. Karenanya, Gisa terus mendapat nyinyiran dari kakak ipar. Bahkan saudara serta tetangga sampai memandangnya sebagai sosok yang tidak tahu bersyukur. Sebenarnya, ia memiliki alasan terpendam menjadi workaholik. Gisa butuh sandaran, tetapi Lutfan yang jadwal kerjanya seperti hantu jadi tidak peka. Hingga pada akhirnya, bungkamnya Gisa mendorong rumah tangga mereka di ambang ketidakharmonisan. Mereka telah dipersatukan oleh ikatan pernikahan, tetapi kehidupannya seperti tidak saling terikat. Bagaimanakah mereka akan menyikapi aral rumah tangga tersebut?

Dua orang gadis dengan latar belakang berbeda bertarung melawan kehidupan yang jauh dari bayangan mereka sebelumnya. Dari pertemuan yang tidak disengaja mereka bersama-sama bangkit dari keterpurukan, bekerja sama meraih kehidupan yang mereka inginkan. Namun, garis takdir sudah tercatat jauh sebelum mereka terlahir ke dunia, tapi selalu ada cahaya bagi mereka yang tetap berusaha, cahaya yang akan membawa mereka pada titik terang kehidupan.

Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami." [Q. S. Al-Kahfi: 10.] Anak itu tumbuh di bawah didikan terbaik. Selama 8 tahun Kahfi membangun keimanan guna menghadapi segala tipuan di dunia. Sampai suatu waktu keimanannya diuji, keterpaksaan yang mengharuskan tinggal di lingkungan yang bertolak belakang dengannya. Anak yang pikirannya masih terombang-ambing harus menghadapi racun dunia yang akan melumpuhkan keimanannya. Dia berusaha bertahan. Namun, apakah dirinya kuat mempertahankan yang dinamakan iman jika lingkungan berusaha merobohkannya? Dzulqodah 1440