"mmhh..aahh bang..janng..ngannhh mmhh.."erang gua saat Yogi ngetes di puting gua "ayo kita eksekusi" jawab Yogi "aah.. ahh.. ohh iyaah.." "teruss" saat Yogi ngejilatin dan cupangin dada gua sementara si Risman mengeksplorasi telinga dan leher gua yang membuat gua mendesah kenikmatan juga. Gua tau seharusnya gua gak nikmatin ini Tapi gua suka banget dan enak banget. "aaahh yeahh terusinn, bang Yogiih" "enakkh.. banget jirr.." ucap gua saat Yogi mulai jilatin kontol gua. Semntara risman pindah ke pantat gua HOMOPHOBIC DILARANG BACA this story will be updated on Mon/Tue & Thu/Fri

Homophobic dilarang baca. Warning: BDSM: Hargai dan hormati batasan serta keinginanmu sendiri. Jika ada elemen dalam BDSM yang terasa tidak nyaman atau tidak sesuai dengan nilai-nilaimu, jangan ragu untuk menghindarinya. Dalam spin-off yang membara dari saga "Bravo," perspektif kita terarah pada sisi lain dari Bravo, laki-laki berotot yang biasanya menjadi simbol kekuatan dan keperkasaan. Sekarang, ia memasuki dimensi submisifnya dalam tarian kompleks kekuasaan dengan Sakti, remaja kurus yang menyembunyikan kekuatan batin yang mempesona dan menggugah. Sakti, meski berbadan ramping, adalah sang maestro dalam dinamika ini. Di balik kerapuhannya, ia mengendalikan sebuah orkestra nafsu dan hasrat yang beresonansi dalam jantung Bravo. Cerita ini membawa kita menyelam ke dalam jurang hubungan mereka-sebuah eksplorasi menyeluruh dari ketegangan seksual, konsep dominasi, dan labirin keinginan yang membuai mereka berdua dalam sebuah permainan kekuasaan yang memabukkan. Dalam narasi ini, Bravo terlibat dalam sebuah peran yang memberi diri kepada kehendak Sakti. manyelami lorong-lorong gelap psikologisnya sendiri. Di sini, di tempat dimana keperkasaan fisik dan kekuatan emosional berbenturan, Bravo menunjukan kekuatan yang hanya bisa terungkap saat ia benar-benar merendahkan diri.