ParkHyoSun9
- Reads 1,790
- Votes 190
- Parts 21
Ada masa ketika rumah keluarga Arthurtz di Jerman masih penuh cahaya.
Suara tawa, aroma roti panggang, dan pagi yang lembut selalu jadi bagian dari rutinitas mereka.
Tapi seperti kaca yang perlahan retak, kehangatan itu mulai pudar tanpa ada yang benar-benar tahu kapan dimulainya.
Gibson dan Ailova dulu pasangan yang serasi-hingga malam-malam panjang dipenuhi pertengkaran, janji yang diingkari, dan luka yang tak pernah sempat sembuh.
Berkali-kali Cathalea melihat ibunya menangis diam-diam, sementara ayahnya pulang dengan wajah lelah dan pandangan yang tak berani menatap siapa pun.
Namun sesuatu berubah di bulan-bulan terakhir sebelum mereka pindah.
Gibson mulai pulang lebih awal. Ia berhenti mengangkat suara, berusaha memperbaiki yang sudah ia hancurkan dengan kata "maaf" yang terdengar tulus tapi telat.
Ailova mendengar, tapi belum bisa percaya.
Ada batas yang sudah terlampaui, dan meski hati ingin memaafkan, luka tetap menolak untuk sembuh.
Cathalea, di usianya yang hampir tujuh belas, hanya bisa diam di tengah mereka.
Ia melihat sedikit cahaya kembali, tapi juga tahu-cahaya itu rapuh, bisa padam kapan saja.
Saat akhirnya mereka memutuskan meninggalkan Jerman dan kembali ke rumah besar keluarga Arthurtz, tidak ada yang benar-benar bicara soal alasan sebenarnya.
Hanya tatapan-tatapan lelah, koper yang ditutup terlalu cepat, dan harapan samar bahwa mungkin... pindah akan membawa perbaikan.
Namun di dalam hati Cathalea, ia tahu satu hal:
kadang, yang retak tak selalu bisa disatukan,
meski kedua tangan masih saling menggenggam.