🪔 STORY 17 🪔 Dewa-dewa sudah seharusnya tunduk pada aturan, mereka ada untuk membantu umat manusia. Namun, tinggi hati dan keangkuhan membuatnya jatuh. Luminius, Sang Dewa Perang Api yang sangat haus akan kekuasaan dan pujian dari manusia melakukan pemberontakan pada alam Dewa. Sayap hitamnya dipatahkan, ia dibuang ke bumi yang fana. Alam Dewa tidak akan menerima lagi Dewa yang sudah terbuang. Namanya di hapuskan dari tujuh Dewa Teratas. Demi membalaskan dendam, Luminius menanam pohon terlarang untuk mendapatkan kekuatan dan sayapnya kembali. Pohon Dewa. Butuh waktu seratus tahun lamanya untuk menunggu pohon Dewa matang. Namun ketika penantiannya tiba, seorang gadis kecil datang memakan Buah Dewa yang telah ia tanami separuh dari jiwanya. Tidak ada pilihan lain. Ia harus merawat gadis kecil itu sampai tiba waktunya memanen buah Dewa miliknya. "Oy, makhluk rendahan, mulai sekarang kau akan menjadi budakku!"

-Menjadi pianis itu impian Annseira. Namun, sebagai keturunan pertama dari Pramoedya, cucu perempuan pertama di Pramoedya, Annseira dituntut selalu menurut mengikut aturan keluarga. Ibunya dulu seorang pemain cello, Annseira harus menurunkan bakat itu meski sebetulnya ia lebih tertarik dengan piano. Mengikuti aturan keluarga sudah menjadi prioritas Annseira. Karena kepatuhannya, Annseira adalah kebanggaan Pramoedya. Tidak jadi pianis pun Annseira masih bisa menerima. Well, memainkan cello tidak begitu buruk meski membuat tangannya kapalan. Tapi persoalan dijodohkan? Annseira tentu menolak mentah-mentah. Persetan dengan aturan Pramoedya! Perjodohan itu, pemberontakan Annseira dimulai. Kemudian membawanya bertemu Archie G. Harliono.

"Pergi dari Indonesia atau kau akan mati menderita." Itu seruan yang mengerikan, tetapi kenapa masih banyak yang bertahan di negeri ini? Santoso merelakan beasiswanya demi menjadi musuh pemerintah, alhasil ia harus meninggalkan Indonesia. Hanya ada dua hal berharga yang ia bawa untuk bertahan hidup di Rusia. Nomor satu adalah kepintarannya, dan nomor dua adalah putri bungsu Soeryo Diningrat. Siapa sangka, putri bungsu orang terkaya nomor satu di Indonesia itu, akan menambah keseruannya membalaskan dendamnya kepada tanah airnya sendiri. © Brain Washer copyright 2024