a five star
5 stories
Yes, Pak! by WriteontheWall77
WriteontheWall77
  • WpView
    Reads 5,999,149
  • WpVote
    Votes 200,441
  • WpPart
    Parts 62
Nina Alexandra Fresh Graduate yang baru mulai menapak karier. Selalu tertarik pada laki-laki yang lebih tua sehingga dijuluki mengalami Daddy's Issue. Diam-diam tertarik pada atasannya, dan menjalani hubungan tanpa masa depan. Stevie Andika Kawilarang Trauma membuatnya mencoret pernikahan dari daftar tujuan hidup. Legenda di dunia periklanan dengan sederet piala Citra Pariwara yang berhasil diraih. Selalu mengencani perempuan muda yang less-complicated, dan mengakhiri hubungan setiap kali diajak ke jenjang lebih serius. Hingga akhirnya terlibat dalam hubungan just for fun dengan bawahannya di kantor. Age gap story An office romance story Mature and adult theme Sex scene Only for 21+++
Di Ambang Batas by gaachan
gaachan
  • WpView
    Reads 131,384
  • WpVote
    Votes 13,459
  • WpPart
    Parts 6
Wayan dan Wahid sama-sama anak pertama, sama-sama yatim piatu, sama-sama lelaki, dan sama-sama tinggal dengan neneknya pada sebuah desa di pulau Bali. Nama mereka pun berawal dengan kata 'Wa'. Mereka saling menguatkan, berbagi sejak kecil karena memang bertetangga. Wahid sayang Wayan, Wayan pun mengagumi Wahid. Bahkan karena saling bergantung, mereka tak mengizinkan seorang pun menyelinap di antara keduanya. Wahid muslim, Wayan hindu. Wahid pendiam, dewasa, dan rajin. Wayan cerewet, agak kekanakan, dan angin-anginan. Perbedaan agama dan sifat tak menjadi alasan lunturnya persahabatan mereka. Persahabatan itu terus mengakar erat hingga keduanya beranjak dewasa. Lalu sebuah rasa menyadarkan mereka pada sesuatu. Makin lama perasaan sayang antar sahabat itu makin berbahaya....
Warning: Physical Distancing! [COMPLETED] by Kaggrenn
Kaggrenn
  • WpView
    Reads 25,761,413
  • WpVote
    Votes 2,088,616
  • WpPart
    Parts 92
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara di Event Planner startup milik seniornya di kampus. Tentu saja, dia nggak berharap banyak. Berurusan tiap hari dengan Bang Zane yang menyebalkan itu, siapa juga yang betah? Sayangnya ... pandemi berkata lain. Jika rencananya paling lama hanya bekerja selama tiga bulan, sekarang dia bukan saja harus mengulur-ulur durasi menjadi bawahan sang bos kampret, tapi juga jadi salah satu teman karantinanya ... entah sampai kapan. PS. For better experience, baca WRONGFUL ENCOUNTER dulu
STROBERI DAN KOPI by Calamummeum
Calamummeum
  • WpView
    Reads 2,935,178
  • WpVote
    Votes 220,534
  • WpPart
    Parts 58
[Season kedua dari : Do you remember your first cup of coffee] Bahwasanya setelah patah dan hancur lebur bersama kehilangan bertubi-tubi yang ia rasakan di masa lalu, sebuah luka amat besar masih menghuni hatinya. Medhya sadar bahwa hatinya tak siap menerima lelaki lain hingga ia menolak lamaran Akbarra Hadinata, yang bertahun-tahun menunggunya dengan sabar. Lalu, bagaimana bisa insiden penolakan itu justru berujung dengan pertemuan yang tidak terduga? Medhya tidak tahu, ini disebut karma atau kutukan. Yang manapun itu, sama-sama tidak menyenangkan. Sebab, ketika masa lalu yang menyedihkan itu datang, satu persatu luka Medhya yang telah sembuh kembali berlubang. Semuanya berantakan. Pertanyaannya, jika dulu lelaki itu menghancurkannya sedemikian rupa, apakah kali ini ia mampu menebus kesalahannya ; seperti apa yang ia janjikan? Atau justru, Medhya akan hancur lagi, lebih parah dari empat tahun lalu? "Sudah cukup main-mainnya. Sekarang, saatnya kamu kembali denganku, Zaline." Sialnya, Medhya masih berdebar-debar ketika menatap matanya yang kebiruan. Hati Medhya masih mendamba lelaki itu dengan sangat. Petaka. Benar-benar petaka. ❗Warning : bab 57-60 sudah dihapus. Bisa dibaca di karyakarsa jika berkenan. Terimakasih 🙏
Do you remember your first cup of coffee? by Calamummeum
Calamummeum
  • WpView
    Reads 1,784,318
  • WpVote
    Votes 166,539
  • WpPart
    Parts 57
[SELESAI] "Lo ngomong langsung ke dia?" Medhya mengangguk mantap. "Bilang kalau lo suka sama dia?" Ia mengangguk lagi. "Yang lo maksud itu, Ginan Satyatama yang ada dipikiran gue, kan?" Medhya menyerngit. "Memang, ada berapa Ginan Satyatama di kantor kamu?" Gadis itu balik bertanya. "Ya ... satu, sih." Sang teman garuk-garuk kepala. "Maksud gue. Elo ini ..." ia mengangkat telunjuk kearah pelipis, memutar-mutarnya dengan perlahan. "... sinting?" Medhya menggeleng santai. "Aku waras. Seenggaknya, sampai detik ini, masih." Sang teman menghela napas panjang. "Pantesan tiap papasan, dia selalu ngelihat gue kayak ngelihat tai kucing. Ternyata ini semua gara-gara elo." Medhya nyengir. "Terus gimana lagi sekarang?" Adinda bertanya lagi. Ia mendekat pada Medhya yang kini bersandar di kursi ruang tengah kontrakan. "Nyerah?" Medhya langsung menoleh. "Mana mungkin," ujarnya pendek, senyum-senyum. "Dia nggak nolak aku. Kenapa aku harus menyerah?" Betul. Ginan Satyatama tak pernah menolaknya. Saat mendengar pengakuannya, lelaki itu hanya menatapnya datar, lalu mengatakan beberapa kalimat yang tidak mengandung sedikitpun penolakan. Itu artinya, kesempatan Medhya masih terbuka lebar. Masih banyak hari yang tersedia untuk menyatakan kembali perasaannya pada Ginan Satyatama. Jadi, bagaimana bisa Medhya menyerah kalau kisah mereka bahkan belum dimulai sama sekali?