ashaa_o2
- Reads 450
- Votes 141
- Parts 10
Bulan Ashera Gavesha Adhikari lahir dengan tubuh yang lemah dan napas yang selalu terasa setengah. Sejak kecil, ia jadi langganan rumah sakit. Maag kronis yang menyakitkan tiap makan, paru-paru yang digerogoti TBC, dan akhirnya, vonis paling senyap: Myelodysplastic Syndrome-penyakit darah yang perlahan-lahan mengambil harapannya, seperti hidup yang tak pernah ingin dia miliki.
Namun yang paling membunuh Bulan bukanlah penyakit itu. Tapi tatapan keluarganya.
Semenjak Bundanya meninggal dunia karena menyelamatkannya dari kecelakaan, rumahnya berubah menjadi tempat paling asing. Ayahnya menatapnya seperti aib. Empat kakak laki-lakinya memukulinya seolah rasa duka mereka harus dilampiaskan pada seseorang. Dan Bulan? Ia hanya berdiri di tengah semuanya-diam, kurus, batuk darah di kamar mandi tengah malam tanpa ada yang peduli.
"Kalau lo enggak lahir, Bunda masih hidup."
"Lo cuma beban, penyakit yang harusnya mati duluan."
"Lu bikin jijik."
Hari demi hari, Bulan berjalan di ujung jurang. Ia ingin menyerah, tapi tubuhnya sudah lebih dulu rusak. Namun di balik detak jantung yang lemah dan paru-paru yang menyiksa, Bulan menyimpan sesuatu yang tak mereka sangka: keinginan untuk bertahan. Bukan karena ia yakin hidupnya berarti, tapi karena ia ingin tahu... apa jadinya bila luka sebesar ini tak membunuhnya?