charramell_machiatto
- Reads 647
- Votes 107
- Parts 5
Ada satu garis tipis yang memisahkan dunia: ambang pintu.
Di sanalah seseorang berdiri, memilih apakah akan melangkah masuk atau tetap tinggal di luar.
Bagi Marsha, ambang pintu itu bukan sekadar kayu dan engsel rumah sederhana yang kini menjadi tempat tinggalnya. Itu adalah batas antara masa lalunya-kemewahan, nama besar, segala yang orang sebut sempurna-dan masa kini, di mana ia harus belajar menjalani hidup tanpa jaminan harta, tanpa sorotan lampu panggung, tanpa gengsi keluarga.
Bagi Zean, ambang pintu itu berarti ujian harga diri. Menikahi putri seorang konglomerat membuatnya dicemooh, dipandang rendah, dianggap hanya menumpang hidup. Tapi di balik tatapan itu, ia tahu: keputusannya membuka pintu bagi Marsha bukan sekadar menerima seorang istri, melainkan menerima dunia yang sama sekali berbeda dari miliknya.
Di antara mereka ada jarak yang tak terlihat-jarak antara gengsi dan kesederhanaan, antara harapan dan kenyataan, antara cinta yang ingin tumbuh dan kenyataan yang sering menyakitkan.
Namun, setiap kisah memiliki satu momen penting. Saat dua orang berdiri di ambang pintu yang sama, mereka harus memutuskan: melangkah bersama ke dalam, atau berbalik dan menutup pintu itu selamanya.
BxG