saiangkamu
Gue Reza Setyawan, dan biarkan gue jujur, gue adalah seorang Pusat Perhatian.
Bukan karena sombong, tapi memang begitu takdirku. Di panggung, gue tahu persis kapan harus menaikkan intonasi, kapan harus hening, dan kapan harus membuat penonton bertepuk tangan sampai tangan mereka sakit. Di usia delapan belas tahun, gue baru saja resmi menjadi mahasiswa baru Jurusan Seni Pertunjukan. Duniaku adalah drama, emosi yang meledak-ledak, dan energi tanpa batas.
Orang bilang aku terlalu berisik. So what? Ketenangan itu membosankan. Kalau gue tidak mengisi ruang dengan suara, siapa yang akan melakukannya? Gue di sini untuk menciptakan drama, bukan untuk menonton.
Itu rencanaku saat menginjakkan kaki di Universitas hari ini. Rencana yang sangat bagus, sampai aku bertemu dengan Senior Dingin itu.
Gue udah bersiap untuk drama kampus yang seru, tetapi tak pernah menyangka bahwa plot twist terbesarku adalah cinta pada pandangan pertama, sebuah cliché yang sempurna untuk hidupku.
Dan cinta itu dipicu oleh tantangan yang luar biasa, menaklukkan hati seorang Senior yang dingin, tinggi, dan obsesif pada keheningan. Singkatnya, antitesis dari diriku sendiri.