VARVATOSKASLANA
- Reads 824
 - Votes 385
 - Parts 32
 
Hidup Serena hancur dalam sekejap.  
Penthouse yang dulu menjadi bukti cinta Nathan kini hanya menyisakan kehampaan. Pria itu telah pergi lenyap dalam ledakan yang merenggut segalanya. Dunia Serena terasa hampa, seolah kehilangan warna dan makna. Tidak ada lagi kehangatan, tidak ada lagi suara yang selalu menenangkannya.  
Tanpa arah dan tujuan, Serena mencoba mencari cara untuk mengisi kekosongannya. Ia menghabiskan waktu menebang kayu di hutan di belakang penthouse, tempat yang dulu menjadi milik Nathan. Aktivitas sederhana itu memberinya sedikit pelarian, sedikit rasa hidup di tengah kesedihannya.  
Namun, di antara desir angin dan suara kapak yang menghantam batang kayu, Serena melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat.  
Seorang pria berdiri di sana tinggi menjulang (205 cm), dengan rambut seputih salju dan mata merah menyala seperti bara. Pakaian hitamnya berlumuran darah, tangannya menggenggam sesuatu yang meneteskan cairan merah gelap. Di kakinya, tubuh tak bernyawa tergeletak tanpa gerakan.  
Laki-laki itu tidak tampak terkejut. Sebaliknya, ia menoleh dengan perlahan, lalu menatap Serena... dan tersenyum.  
"Menarik," katanya, suaranya dalam dan tenang.  
Nama pria itu adalah Alex.
Tatapan matanya mengunci Serena di tempat. Ketakutan merayapi tubuhnya, tapi ada sesuatu yang lain di sana sebuah rasa yang tak bisa ia jelaskan. Siapa Alex? Mengapa ia ada di hutan ini? Dan lebih dari itu... apakah Serena baru saja menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat?
Di antara duka yang belum usai dan bayang-bayang bahaya yang mendekat, Serena harus memilih: melangkah mundur atau justru terjerat lebih dalam dalam misteri pria berbahaya itu.  
Sebuah kisah tentang kehilangan, rahasia, dan pertemuan yang mengubah segalanya dimulai sekali lagi.