maegsa
- Reads 250
- Votes 242
- Parts 7
Sebagai psikolog yang dikenal akan metode tak konvesional, Meyka Lailakha ditugaskan untuk mendampingi proyek pembangunan rehabilitasi mental pertama di kawasannya itu.
Tapi kehadirannya ditentang Jaymee Heijden, arsitek muda penuh prestasi, ia sudah merancang semuanya berdasarkan efisiensi dan struktur, dan Meyka dianggap hanya memperumit proses. Masalahnya, kehadiran Meyka membuat desainnya terus direvisi. Soalnya Meyka percaya, arsitektur harus adaptif dengan kondisi mental pasien.
Sebaliknya, setiap desain yang lahir dari gagasan Meyka nyaris selalu dimentahkan oleh Jaymee. Entah dianggap terlalu sentimentil, tidak efisien, atau sekadar 'nggak masuk akal' menurut standar arsitektur versi Jaymee.
Mereka memang tak pernah mencari titik temu, tapi entah sejak kapan, perbedaan itu tak lagi terdengar sekeras dulu.