riofebrian049
- Reads 208
- Votes 49
- Parts 11
Rana Ayodhya tidak pernah mencari masalah. Masalah itu sendiri yang kerap menemuinya, terbungkus dalam gosip, rahasia, atau sekadar momen yang tak sengaja ia saksikan.
Seperti sore itu, ketika ia masuk ke ruang arsip untuk mencari dokumen. Matanya tanpa sengaja menangkap sesuatu: seorang anak magang tengah berbicara terlalu dekat dengan seorang pria. Bukan sembarang pria, Arion Malik, adik kandung Aras, yang sesekali datang ke kantor dengan alasan "menjenguk".
Kedekatan itu tidak biasa. Senyum, tatapan, Sentuhan dan gerak-gerik mereka cukup jelas untuk disalahartikan. Dan bagi Rana, yang terbiasa membaca "cerita" dari potongan adegan, ini sudah lebih dari cukup untuk jadi gosip paling panas seisi kantor.
Namun, sebelum sempat satu kata pun keluar dari bibirnya untuk menegur, suara berat terdengar dari belakang.
"Jangan."
Rana menoleh. Aras berdiri dengan tatapan tajam, seperti sudah tahu persis apa yang ada di kepalanya.
"Apa pun yang barusan kamu lihat," suaranya datar, nyaris dingin, "mulutmu harus diam, Rana."
Rana membeku. Ini pertama kalinya sang manajer umum bicara padanya dengan cara sedekat itu. Ada wibawa, ada ancaman, sekaligus sesuatu yang entah kenapa membuat dadanya berdebar.
Ironis. Aras, lelaki yang selalu menjaga jarak dari gosip, kini memohon sekaligus memaksa dirinya, -si ratu gosip- untuk menutup rapat rahasia keluarganya sendiri.
Dan sejak hari itu, mereka berdua tahu: apa yang Rana lihat tidak hanya akan menguji reputasi Aras, tapi juga hubungan aneh yang perlahan tumbuh di antara keduanya...