Lima belas kisah horor dan misteri yang berakar pada tempat-tempat biasa: kelas sekolah, ruang dansa, studio foto, lorong apartemen, hingga makam tanpa nama. Tapi di balik setiap tempat itu, bersemayam rahasia yang menunggu untuk dibuka... dan entitas yang menunggu untuk dikenang. Setiap cerita berdiri sendiri, namun terhubung oleh satu benang merah: Apa yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Dan kadang, yang paling menakutkan bukan hantu... ...tapi apa yang mereka inginkan darimu.

Tentang arti persahabatan sejati di tengah pusaran gaya hidup muda-mudi metropolis, di mana cinta dan ambisi mulai merusak pondasi yang telah mereka bangun bersama.

From WhatsApp to Memento begins with the story of Rey Sebastian as the narrator, "I," a gadget freak who finally manages to gather his middle school friends from SMP 109 (nicknamed Ozone) through a social media application called WhatsApp. Various events and past stories unfold after the creation of the WhatsApp group Ozone 94, from complicated love stories to tragic events that ultimately become a Memento for them.

From Whatsapp To Memento dimulai dengan kisah Rey Sebastian sebagai narrator "aku" yang gadget freak, akhirnya berhasil mengumpulkan teman-teman SMP-nya yaitu SMP 109 (disingkat Ozone) melalui sebuah aplikasi social media yang bernama Whatsapp. Berbagai kejadian dan kisah masa lalu akhirnya terungkap setelah kemunculan group Whatsapp Ozone 94, dari kisah cinta masa lalu yang begitu rumit sampai dengan kisah tragedi memilukan yang terjadi dan berakhir menjadi sebuah Memento bagi mereka.

Persahabatan 8 orang anak SMA menjadi bencana karena kutukan setelah bermain Ouija - permainan memanggil arwah orang yang sudah meninggal. "Tujuh adalah keajaiban. Delapan adalah kutukan!" Satu-persatu dari mereka meninggal karena kecelakaan yang misterius. Mereka yang masih hidup berusaha untuk mengungkapkan misteri ini, sebelum mereka menjadi korban berikutnya.