SurabayaCrossdresser
- Reads 5,561
- Votes 39
- Parts 5
Raka pulang lebih awal hari itu, berharap bisa membuat kejutan manis untuk Dinar, istrinya. Ia membawa sebuket bunga lili putih, bunga kesukaan Dinar. Namun, begitu membuka pintu kamar, kejutan yang ia temui justru membuat darahnya membeku. Di atas ranjang, Dinar duduk diam. Di sampingnya, seorang pria yang sangat dikenalnya: Faris, rekan kerja Dinar.
Tidak ada teriakan. Tidak ada tangisan. Dinar hanya menatapnya dengan mata yang begitu tenang, bahkan terlalu tenang untuk seorang istri yang tertangkap basah berselingkuh. "Kamu pulang cepat ya, Mas," katanya sambil membetulkan letak selimut yang menutupi pahanya.
Raka berteriak, marah, bingung. Ia menyumpah serapahi Dinar dan Faris, tetapi tak satupun dari mereka bergeming. Dinar hanya memandangnya datar. "Kamu pikir aku gak tahu apa yang kamu lakukan dengan sekretarismu tiap malam Senin dan Kamis, Mas?" Dinar bangkit dari tempat tidur, lalu menatap Raka seperti seorang juri kepada terdakwa.
Tenggorokan Raka tercekat. Rahasianya terbongkar. Ia melangkah mundur, kehilangan pijakan. Namun, Dinar justru melangkah maju, meraih tangan Raka, dan tersenyum tipis. "Kita perlu bicara. Tapi bukan di sini."
ikuti cerita ini...