Lima tahun. Selama itu, Kyaraa berusaha membangun kembali hidupnya. Ia menutup rapat lembaran kelam yang pernah menjerumuskannya, membuang jauh bayang-bayang masa lalu yang selalu menghantuinya. Ia telah berubah. Ia bukan lagi gadis yang dulu. Ia tak lagi terobsesi, tak lagi buta oleh perasaan yang pernah membuatnya hancur. Atau... itulah yang selalu ia yakinkan pada dirinya sendiri. Namun, semua keyakinan itu runtuh dalam sekejap saat ia melihat sosok itu kembali-Arganta. Laki-laki yang menjadi saksi kejatuhannya. Laki-laki yang menghancurkannya. Laki-laki yang ia coba lupakan, tetapi kini berdiri di hadapannya, tersenyum seolah tak pernah ada luka di antara mereka. Dan yang lebih buruk... Laki-laki itu kini adalah rekan bisnis dari pria yang akan menjadi tunangannya. Dunia Kyaraa kembali berguncang. Napasnya tercekat. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Takdir seperti menertawakannya. Mampukah ia berpura-pura tak mengenalnya? Mampukah ia menatap Arganta tanpa terjebak dalam jeratan masa lalu? Atau justru, Arganta akan kembali menyeretnya ke dalam kegelapan yang selama ini berusaha ia hindari? Satu hal yang Kyaraa tahu pasti... Ia belum benar-benar bebas.