Virgi_Hazky
- Reads 2,485
- Votes 1,367
- Parts 27
"Aku belajar bahwa tidak semua rumah adalah tempat pulang, dan tidak semua keluarga adalah tempat bernaung. Namun, di balik semua gelap yang menelan, aku tetap berjalan... karena jika aku berhenti, maka gelap itulah yang akan menang."
Delvin Al-Anggasta - seorang pemuda dengan sorot mata amber brown yang menusuk sekaligus menenangkan, suara rendah yang jarang meninggi, dan aura yang membuat siapa pun merasa ragu untuk mendekat. Ia bagai teka-teki dengan lapisan yang tak mudah diurai; wajahnya tampak datar, namun di baliknya mengalir riuh gelombang luka masa lalu.
Terlahir dalam keluarga miliarder yang gemerlap namun berlumur rahasia, Delvin tumbuh di antara tembok-tembok kemewahan yang sesungguhnya hanyalah penjara. Sang ayah, sosok karismatik yang jarang menampakkan diri, membawa bayangan masa lalu yang terlalu pekat untuk dibicarakan-sebuah masa lalu yang masih berdenyut di dunia bawah, berbalut kabut transaksi dan bisik-bisik malam.
Sejak kecil, Delvin hidup di bawah pengawasan yang tak pernah longgar, seolah setiap langkahnya telah digariskan. Trauma membelah dirinya menjadi dua: satu sisi penuh empati dan kasih, satu sisi lain adalah bayangan gelap yang lahir dari rasa bersalah dan luka tak sembuh. Ia tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya terlalu kotor untuk dicintai, namun terlalu keras kepala untuk menyerah pada takdir.
⚠️WARNING⚠️
Peringatan: Cerita ini adalah karya orisinal penulis. Dilarang keras menyalin, menerbitkan ulang, atau menjiplak sebagian maupun seluruh isi cerita tanpa izin. Plagiarisme akan dilaporkan. Hargai karya orang lain.
Cerita ini mengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, darah, isu kesehatan mental, tindakan kriminal, dan penggunaan bahasa keras. Bijaklah dalam memilih bacaan, dan jangan pernah meniru adegan negatif maupun merugikan yang terdapat di dalam cerita.
Apabila terdapat kesamaan nama tokoh, tempat, atau kejadian, hal tersebut murni kebetulan. 
Srat 25 April 2025