Jaesalee06
- Reads 158,516
- Votes 21,863
- Parts 26
"Kalo bangunan itu ternyata ada penunggunya gimana? Ini aku nanya serius, aku masih mikirin masa depan kita loh," kata Alif, nadanya seperti orang yang sedang mengajukan pertanyaan untuk rapat penting, bukan ekspedisi iseng.  
"Udah nyampe sini, percuma kamu ngomong gitu. Kita tau setelah kita periksa. Ayo," balas Alfian santai, lalu menepis-nepis ilalang dan mulai membuka jalan.  
Mereka menerobos masuk, daun-daun ilalang berdesir kasar menyapu lengan dan wajah. Begitu sampai di halaman, semua berhenti. Bangunan itu ternyata jauh lebih besar dari perkiraan. Tinggi, berlantai dua, dengan jendela-jendela tinggi yang seolah mengawasi mereka. Dindingnya tua, kelabu, dan bergaya seperti rumah bangsawan abad lalu, tepatnya, seperti rumah keluarga vampir yang berbaur diam-diam di tengah manusia. Setidaknya, begitu yang dilihat Galang, Alif, Alfian, Damar, dan Janu.  
Namun bagi Bagas dan Javier, pemandangannya sama sekali berbeda.  
"Lah? Cuma gubuk reyot?" celetuk Bagas, nada bicaranya polos.  
- Jaesalee, 2025
#2 nctlokal (10082025) 
#2 ooZ (10082025) 
#7 persahabatan (10082025) 
#1 hororkomedi (030925)
#5 jeno (231025)