Y_EUNJII
Sejak zaman nenek moyang, sebuah kutukan telah menghantui kawanan serigala ini. Sebuah kepercayaan yang tak tergoyahkan: setiap serigala berbulu hitam adalah pembawa malapetaka, pertanda kehancuran bagi mereka semua. Oleh karena itu, setiap anak serigala yang lahir dengan bulu sepekat malam akan dihabisi sebelum sempat tumbuh dewasa.
Malam itu, di bawah sinar bulan pucat, dua sosok berdiri di tengah hutan yang sunyi. Sang putri, dengan mata berkilat penuh kepedihan, meraih tangan pemuda yang hendak pergi.
"Berhenti! Aku mohon, jangan pergi..." Suaranya bergetar, hampir patah oleh isakan.
Pemuda itu menundukkan kepala, menahan rasa sakit yang menghimpit dadanya. "Aku harus pergi, Putri. Kau tahu aku tak punya pilihan."
"Tidak! Kutukan itu hanya mitos! Itu hanyalah cerita lama yang tak berdasar. Aku mencintaimu... kumohon, tetaplah di sini."
Sejenak, kesunyian menyelimuti mereka. Angin berbisik lirih di antara dedaunan, seakan merasakan keputusasaan yang menggantung di udara.
Pemuda itu menarik napas dalam, lalu melepaskan genggaman sang putri dengan lembut. "Maaf, Putri..." katanya lirih, sebelum membalikkan badan dan menghilang ke dalam gelapnya malam.