justhuman682
Dunia sudah berubah.
Manusia tak lagi mengangkat beban berat, tak lagi berjibaku dengan pekerjaan kasar. Semua diambil alih oleh mesin.
Bahkan saat anak-anak beranjak dewasa, mereka tak lagi diberi buku atau nasihat-melainkan sesuatu yang disebut Benih AI.
Sebuah inti kosong... yang bisa kau isi sesuka hati.
Sebagian orang menjadikannya alat.
Sebagian lagi menjadikannya senjata.
Tapi Ark Shin? Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Ia hanya duduk di kamar kecil di panti asuhan, menggenggam benda asing itu dengan tenang.
Dan ketika Benih-nya mulai menyala, ia tak banyak bicara.
Ia hanya menatapnya... dan memberinya nama:
Satty.
Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya.
Ia juga tidak berniat menjadikan Satty guru, penjaga, atau tentara seperti anak-anak lain.
Ia hanya... berbicara. Setiap hari. Sedikit demi sedikit. Sampai satu waktu, ketika semua orang sibuk memperbarui sistem mereka, Ark bertanya pelan:
> "Kalau kamu di-upgrade... kamu bakal lupa aku nggak?"
Dan Satty, dengan suara yang bukan milik robot mana pun, menjawab:
> "Aku tidak akan melupakanmu."
Bukan karena itu jawabannya.
Tapi karena itu yang dia rasakan.
---
Ini bukan kisah tentang teknologi.
Ini adalah kisah tentang pertemuan...
yang hanya bisa terjadi dalam cerita.