Anindhita Prameswari tahu betul cara tersenyum di hadapan dunia-meski hatinya penuh retakan yang tak pernah ia perlihatkan. Banyak rasa sakit yang terpendam membuatnya menjaga jarak dari siapa pun dan apa pun yang membawanya pada lubang yang lebih menyakitkan. Kantor menjadi panggung di mana ia tampil penuh cahaya, sementara rumah hanyalah ruang kosong yang menelan seluruh energinya. Lalu, takdir mempertemukannya kembali dengan Arya-masa lalu yang pernah mengisi ruang sunyi, kini hadir sebagai pemimpin baru di tempat ia bekerja. Dari rapat-rapat yang dipenuhi perdebatan hingga diam-diam tatap yang tak terucapkan, mereka terjebak antara profesionalitas. Ambisi, rahasia, dan ketakutan untuk percaya membuat keduanya sulit berjalan beriringan di garis yang sama. Mereka berdua menyadari jika cinta tidak pernah berdiri di tempat aman, sehingga mereka harus menjawab-beranikah mereka melangkah ke seberang garis itu? Hingga kedekatan mereka itu hanya melahirkan hubungan tanpa nama-sebuah ikatan yang samar, rapuh, dan penuh jarak.

Ketika ketulusan dalam hubungan ternyata tidaklah cukup. Ketika dua manusia ingin bersama dalam waktu yang lama, tetapi harus berakhir karena tidak mendapatkan restu dari semesta. Tempat pulang untuk melepas letih dipaksa berkesudahan. Pertemuan yang tidak pernah terencanakan. Berjalan beriringan enggan meninggalkan. Dalam waktu yang singkat pula, Tarunika tersadarkan kisahnya harus usai. Dan pada akhirnya, tulus yang pernah ada hanya tinggal dan membekas di raga. Ditulis : 10 April 2024 Selesai : -