"Luka yang ada di sekujur tubuh gue, enggak seberapa sama luka yang ada di hati gue."-Razavi Al-Zeyino. *** Razavi kehilangan tujuan hidupnya. Ia hidup sebagai boneka sang papa; selalu menurut dan tidak berani melawan. Bahkan, ia rela menjadikan tubuhnya sebagai samsak untuk sang papa di kala marah. Hidup dalam tuntunan dan dikekang oleh keluarga membuat ia merasa tertekan. Bahkan kecemasan selalu menyelimuti benak setiap malam. Rasa sakit kian membelenggu dalam hati. Razavi lelah dengan semuanya, ia ingin sekali terbebas. Merasakan kehidupan anak remaja pada umumnya, bukan yang selalu dilarang dan disuruh menjadi ini-itu. Berhasilkah, Razavi mendapatkan kebebasan dalam hidupnya?

[Mohon bijak memilih bahan bacaan, karena area ini banyak kekerasannya.] Namanya Jellion Arumi Laksamana, seorang berandalan yang tak kenal mati. Tuduhan yang salah dan penelantaran oleh keluarganya membuat Jellion menjadi anak berandal yang memiliki ambisi ingin membalaskan dendam pada keluarganya sendiri. Hidup yang selalu dipenuhi luka dan kegelapan mempertemukan laki-laki itu dengan gadis ceria pembawa secercah cahaya untuk hidunya. Namun, di saat keduanya sama-sama saling menginginkan, Rayjen-kakak dari Jellion-malah merebut gadis itu, hingga hampir membuat gadis yang Jellion cintai mati tragis. "Akankah sampah sepertiku ini layak mendapatkan cinta dari seseorang?" - Jellion Arumi Laksamana.