"di lahirkan oleh orang orang sekuat baja, bertemu dengan orang orang yang kuat layaknya berlian, namun sayangnya aku hanyalah sebuah kaca yang gampang pecah." - Caine Chana !! WARN, Tidak ada BxB, alur cerita tidak sama dengan yang asli, beserta cerita ini pure dari otak authornya yang stress ampe muter banyak lagu untuk referensi!!

Seorang pria yang mengorbankan segalanya untuk mereka, seorang pria yang tidak pernah marah dan menaikkan nada bicaranya hingga membuatnya dipanggil 'Mami' dalam keluarganya. Namun semua hilang saat mereka dibiarkan pergi sendiri mencari jalan hidupnya

Caine: "Haruskah aku menumpahkan darah mu disini, Rion? Aku mengabdikan hidupku menjadi dokter untuk menyelamatkan dan melindungi anak-anakku tapi kau menyeret mereka ke dunia dingin kita!" Rion: "Jika ini dapat memaafkan kesalahan ku. Lakukanlah caine, aku sendiri tidak bisa mengendalikan tubuhku"

‼️Disclaimer‼️ ⚠️‼️BxB‼️⚠️ ⚠️Homophobic menjauh⚠️ ⚠️GinCaine × RionCaine⚠️ ⚠️Tnf⚠️ Disini bakalan ada couple GinCaine dan RionCaine, tapi lebih dominant ke GinCaine. [Ending]

... Kisah tentang Caine Chana seorang pemuda 29 tahun yang secara ajaib menemukan dirinya kembali ke beberapa bulan sebelum kematiannya setelah disiksa ditangan seorang mafia kejam bernama Rion Kenzo. "Aku akan mati, tapi setelah melihatmu hancur Morgan!" ... *Cerita bersifat Fiksi dan hanya karangan dari aku sendiri. cerita ini tidak ada hubungannya dengan alur asli RP, dan hanya meminjam karakter dari TNF*

Seorang pria bersurai merah yang tengah duduk di sebuah singgasana dengan mahkota emas yang ada di pangkuannya menatap seseorang yang ada di hadapannya dengan senyuman. "Dua benua, dua ratus tujuh puluh wilayah makmur, di agungkan ratusan keluarga bangsawan, di hormati lebih 1,3 miliar rakyatnya, Rion de Zacroix Ebonhart, sang kaisar tiran." Orang itu... sang kaisar menarik pelan tangan orang yang duduk di singgasananya, membungkuk dan mengecup punggung tangan orang itu dengan lembut, penuh ketulusan. "Menundukkan kepalanya untuk seorang pria dari pelabuhan timur," tawa lembut pria bersurai merah itu. .

Mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya ibarat berdiri di ambang pintu yang selalu setengah terbuka. Ada aku di sini, menunggu dengan sabar, mencoba merangkul setiap retak di hatinya. Tapi di matanya, masih ada bayangan yang tak bisa aku sentuh, siluet orang lain yang pernah menjadi dunianya. Kadang aku merasa hadirku hanyalah sekadar pengisi ruang kosong, obat sementara untuk luka yang belum sembuh. Namun tetap saja, aku memilih bertahan. Karena aku percaya, suatu hari nanti, dia akan menyadari bahwa yang ada di depannya bukan sekadar bayangan pelipur lara, melainkan seseorang yang benar-benar ingin tinggal. Mencintainya berarti menerima kenyataan bahwa aku harus bersaing dengan masa lalunya, meski aku tahu itu mustahil.