Isabella Collins dihadiahi takdir yang manis; Ia seorang wanita yang lincah, bersemangat, dan beruntung, sebuah pengecualian di tengah kerasnya masa Industrialisasi Inggris. Tahun 1863 menjadi tahun keajaiban baginya; ia bertemu kembali dengan keluarganya yang terhormat dan langsung menduduki derajat sosial yang tinggi. Namun, hidup di London tidak semudah yang dibayangkan. Terlebih Henry, sepupu yang ia sayangi, telah menjadi orang yang jauh berbeda setelah sepuluh tahun berlalu. Karena harus tinggal bersama Adipati Romford, pamannya, Isabella terpaksa harus berlagak layaknya wanita bangsawan-terbelenggu oleh seribu aturan tak tertulis. Semakin lama ia berada di sana, semakin ia menyadari bahwa di balik tembok-tembok indah itu, para aristokrat menyimpan sisi gelap yang menjijikkan. Ada skandal berdarah seperti pembunuhan Georgiana Wilson oleh kekasihnya, sebuah aib yang sudah lama ditutupi oleh kekuatan dan nama besar keluarga. Pertanyaannya kini menggantung di udara London yang dingin: Mampukah jiwa Isabella menahan gairah keingintahuan yang mendesaknya untuk menggali kebenaran di balik tirai-tirai tebal itu? Ataukah ia justru akan terperosok dan tenggelam dalam pusaran intrik kaum bangsawan? Cerita ini diambil dengan latar kehidupan era Ratu Victoria, di mana kehormatan adalah topeng paling sempurna. ---------- Cover by Clara James. Copyright© Ivory.

Wilhelmine Luise, Princess of Mecklenburg-Schwerin, putri minor asal Jerman dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan Arthur Scott Byron, Duke of Wellington bangsawan Inggris yang kaku, dingin dan keji kesukaan raja George III. Sang putri menolak mentah-mentah karena dirinya bahkan tidak pernah mendengar nama calon suaminya. Namun karena ancaman sang bibi, Amalie Dorothea yang tidak akan pernah menganggap Wilhelmine sebagai anggota keluarga Mecklenburg-Schwerin jika menolak, membuatnya dengan sangat terpaksa menerima pernikahannya. Awalnya, keduanya menikah karena dilandaskan paksaan atau agar status sosial mereka naik di mata masyarakat. Namun, lambat laun Arthur, Duke of Wellington yang mempunyai sikap tidak mau tau terhadap Wanita, menyadari ada perasaan cinta terhadap Wilhelmine yang memang sangat pintar dan sangat sangat cantik. Sayangnya perlu waktu untuk Wilhelmine menyadari perasaan kepada Arthur.