Tri470's Reading List
4 stories
Upil Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Jari Kelingking by kaminarikyo
kaminarikyo
  • WpView
    Reads 547,767
  • WpVote
    Votes 52,951
  • WpPart
    Parts 104
Cerita ini mengandung humor tingkat tinggi. Warning 🐲 Jangan membaca cerita ini tengah malam. Ntar ngakak dan gangguin tetangga yang lagi tidur. 😁 (SILAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA, AGAR PART YANG DI-PRIVATE DAPAT TERBUKA) Penghargaan yang telah diraih novel ini: ✔ Novel terlucu sepanjang sejarah ✔ Novel dengan gaya bercerita paling seru ✔ Novel dengan kisah percintaan yang mengharukan ✔ Novel dengan alur paling menegangkan dan susah ditebak ✔ Novel humor yang mencerdaskan ✔ Novel terbaik dari yang terbaik Orang yang buta huruf tidak dianjurkan untuk membaca cerita ini. 😀 Syarat untuk ikutan membaca cerita ini: 1. Panjang bulu ketek maksimal 3 cm. Jika lebih, harap dikepang dulu. 2. Rambut tidak berkutu. 3. Harus telah mandi dan wangi. Karena aku tidak mau cerita ini tercemar bau acem. DILARANG KERAS MENEMPELKAN UPIL DI HALAMAN CERITA INI. MOHON JAGA KEBERSIHAN SELAMA MEMBACA. *** Orang bilang cinta itu tidak mengenal usia. Tidak memandang suku bangsa ataupun warna kulit. Cinta itu tumbuh di dalam hati dengan sendirinya, tanpa bisa dihindari ataupun ditolak. Kyo pertama kali bertemu dengan Renata (Ren) ketika berada di sebuah taman. Atas kemurahan hati Ren, Kyo tinggal di apartemen milik Ren semenjak hari itu. Hari demi hari bergulir tanpa terasa. Begitu juga benih-benih cinta yang mulai tumbuh subur di hati mereka masing-masing. Namun, kisah cinta tidak selalu membentangkan jalan yang mulus. Usia mereka yang terpaut jauh menjadi salah satu masalah. Ditambah lagi dengan hadirnya seseorang di antara mereka. Ini bukanlah cerita sedih antara Kyo dan Ren. Juga bukan kisah cinta segitiga yang menyesakkan dada setiap orang yang membacanya. Lebih dari semua itu, cerita ini, akan membuatmu menangis dan tertawa di saat bersamaan. Membuatmu tercenung saat kamu berhasil memahami... apa arti sesungguhnya dari mengikhlaskan. *** Copyright © 2019 by Kaminari Kyo
Serial Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 - Bastian Tito by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 1,372,509
  • WpVote
    Votes 22,558
  • WpPart
    Parts 186
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang terkenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru. Salah satu novel silat asli Indonesia yang wajib dibaca adalah novel Wiro Sableng. Jika Anda membaca kisah di dalam novel Wiro Sableng dari awal hingga akhir, maka anda pasti akan menjumpai karakternya yang juga ikut tumbuh menjadi lebih dewasa. Dikisahkan, Wiro Sableng muda memiliki sikap yang ugal-ugalan dan suka main-main berlebihan. Namun seiring dengan novelnya yang makin hari makin bertambah, si Wiro Sableng kemudian digambarkan menjadi pribadi yang bijaksana dan serius. Selain itu, karakter Wiro Sableng digambarkan oleh penulis sebagai seorang yang digilai banyak wanita cantik. Namun Wiro sejatinya adalah pemuda baik hati dan sakti yang tidak suka mempermainkan wanita. Para wanita pecinta Wiro Sableng banyak seperti, Dewi Bunga Mayat, Ratu Duyung, Bidadari Angin Timur, Anggini (Dewi Keurudung Biru, muridnya Dewa Tuak), dan Puti Andini. Masing-masing novel menampilkan kisah yang berbeda meskipun semua tokoh utamanya tetap Wiro Sableng. Novel yang legendaris ini memang dikemas dalam bentuk serial sehingga untuk memahami secara utuh kisah si Wiro Sableng, maka Anda harus membaca semua seri novelnya.
Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping Hoo by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 823,030
  • WpVote
    Votes 9,116
  • WpPart
    Parts 140
Bu Kek Siansu adalah sebuah karakter khayalan hasil karya Kho Ping Hoo, dan merupakan serial bersambung terpanjang terbaik di samping seri Pedang Kayu Harum (Siang Bhok Kiam). Ia dikisahkan pada masa kecilnya disebut Anak Ajaib (Sin Tong) karena dalam usianya yang amat muda telah memiliki kepandaian dalam mengobati berbagai penyakit. Kebiasaannya menjemur diri di sinar matahari pagi dan di bawah terangnya bulan purnama, menguatkan tulang dan membersihkan darahnya sehingga menarik minat kaum datuk persilatan untuk mengangkatnya menjadi murid. Perebutan atas diri bocah ajaib yang bernama Kwa Sin Liong, anak tunggal dari Keluarga Kwa di kota Kun-Leng, akhirnya dimenangkan oleh Pangeran Han Ti Ong. Seorang sakti keturunan raja yang bertempat tinggal di sebuah tempat yang mendekati dongeng di laut utara, yang dikenal di kalangan kangouw (sungai-telaga) dengan nama Pulau Es yang konon Istana yang ada di pulau es terdapat banyak sekali kitab-kitab sakti.. Kelak Kwa Sin Liong menjadi pewaris Pulau Es, setelah kerajaan yang dipimpin Han Ti Ong musnah disapu banjir besar (tsunami?). Dia kemudian disebut-sebut sebagai manusia dewa. Dia punya kebiasaan menurunkan satu jenis ilmu silat setiap awal musim semi. Ilmu yang didapat Kam Bu Song (Suling Emas) bersumber darinya. Namun secara resmi Bu Kek Siansu hanya mempunyai tiga orang murid, yakni Kam Han Ki, Maya dan Khu Siauw Bwee. Nama Bu kek Sian Su terakhir kali muncul di dunia Kangouw pada kisah "Istana Pulau Es" Cerita silat Serial Bu Kek Siansu diawali dengan episode Bu Kek Siansu pada pagi yang indah di dalam hutan di lereng Pegunungan Jeng Hoa San (Gunung Seribu Bunga). Terjadi perebutan seorang anak ajaib Sin Tong oleh beberpa tokoh persilatan yang sangat terkenal namun ditolong oleh Raja Istana Pulau Es dan menjadi muridnya yang kelak menjadi manusia setengah dewa ... Cerita ini berlangsung hampir seribu tahun dan berakhir pada episode ke 17 yaitu seri Pusaka Pulau Es.
Serial Pendekar Mabuk "Suto Sinting" - Suryadi by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 277,264
  • WpVote
    Votes 2,729
  • WpPart
    Parts 34
Pendekar Mabuk adalah seorang pemuda tanpa pusar yang merupakan murid dari 2 orang tokoh teratas di dalam dunia persilatan saat itu. Kedua tokoh yang merupakan guru dari Suto Sinting (Pendekar Mabuk) tersebut adalah "Ki Sabhawana (Gila Tuak) & Nawang Tresni (Bidadari Jalang)". Suto segera bertanya, "Bibi, apakah aku tadi habis tertidur?" tanyanya kepada Bidadari Jalang. Perempuan itu hanya mengangguk dengan senyum ceria. "Ya, kau lelah dan tidur cukup lama." Gila Tuak berkata kepada Suto, sambil tersenyum-senyum dan mengusap-usap kepala Suto yang ditumbuhi rambut hitam yang cukup lebat. "Sekarang sudah waktunya kau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pendekar tanpa tanding, Suto." "Pendekar tanpa tanding?" Suto berkerut dahi. "Jangan tanpa tanding, ah! Nanti aku tidak punya lawan. Lantas, untuk apa aku jadi pendekar kalau tidak punya tandingannya?" Gila Tuak dan Bidadari Jalang terkekeh geli mendengar kebodohan yang polos dari anak itu. Maka, Bidadari Jalang pun berkata, "Bagaimana kalau kau menjadi pendekar cinta saja?" "Husy! Jangan bicara seperti itu pada anak kecil, Nawang!" sentak Gila Tuak. Tetapi pada saat itu ternyata Suto menyahut, "Aku mau. Aku mau jadi pendekar cinta, Bi. Aku mau...!" "Hei, kenapa kau mau?!" sentak Gila Tuak lagi. "Biar kekasihku banyak, hi hi hi...!" Suto tertawa cekikikan dengan malu. Bidadari Jalang pun tertawa geli, sedangkan Gila Tuak bersungut-sungut dalam gerutunya, "Dasar bocah sinting!" Gila Tuak dan Bidadari Jalang, dua tokoh sakti di rimba persilatan yang namanya cukup menggetarkan jiwa setiap orang itu kini siap mengembleng Suto. Selamat mengikuti ........