Tee menatap mata pria paruh baya yang berdiri di hadapannya. Dari ekspresinya, pria itu jelas sedang berteriak padanya. Mata itu dipenuhi kebencian. Kata-kata yang tak diinginkan terlontar dari mulutnya. Makian, kemarahan-entah apa lagi yang keluar dari bibir pria itu. Tapi, meskipun pria itu berteriak sampai mulutnya berbusa, Tee tetap tidak bisa mendengar. Telinganya seolah tahu bahwa jika mereka berfungsi, pemiliknya hanya akan mendengar kata-kata menyakitkan. Dan bahkan mulutnya pun sama-tidak berfungsi, seakan menolak untuk membalas. Seolah tubuhnya sendiri ingin melindunginya dari kenyataan. ** "Apa kau mau mati?!" Dew berteriak panik, nyaris menabrak Tee yang berjalan tanpa melihat sekitar. Tapi Tee, yang tidak bisa mendengar, hanya terus melangkah tanpa menyadari apa yang dikatakan Dew. Dew menghela napas kasar, mencoba mengendalikan emosinya. ** "Apa langit itu indah?" Tee bertanya sambil menatap hamparan langit di atasnya. Dew, yang duduk di sampingnya, menoleh. Ia meraih buku catatannya, mengambil pena, lalu menulis beberapa kata sebelum menyodorkannya kepada Tee. "Ya, indah. Berwarna biru." Tee membaca tulisan itu. Kemudian, ia menggerakkan tangannya untuk menulis balasan. "Biru? Seperti apa warna biru?" Dew terdiam, menatap Tee sejenak. Bagaimana cara menjelaskan warna kepada seseorang yang belum pernah melihatnya? Duniaku sunyi. Tak ada suara, bahkan tak ada satu pun kata yang bisa keluar dari mulutku. Mungkin Tuhan begitu menyayangiku... hingga Ia menjadikanku bisu dan tuli.

Tee tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah tubuhnya dirasuki oleh makhluk misterius yang menyimpan dendam mendalam padanya. Sejak saat itu, teror demi teror terus menghantuinya, seolah sosok itu enggan melepaskannya begitu saja. Namun, semakin Tee berusaha mencari jawaban, semakin ia terseret dalam hubungan yang tak seharusnya ada. Sosok itu berbahaya, penuh kebencian, dan selalu mempermainkannya-tapi di balik semua itu, ada sesuatu yang aneh dan menggoda. Tatapan tajamnya, senyuman liciknya, serta cara ia mengganggu Tee perlahan menumbuhkan perasaan yang tak masuk akal. Apa yang terjadi jika batas antara ketakutan dan ketertarikan semakin kabur? Apakah Tee bisa keluar dari jeratnya, atau justru jatuh lebih dalam dalam pesona makhluk yang seharusnya menjadi terornya? Sebuah kisah misteri dan romansa yang memadukan ketegangan, obsesi, dan perasaan yang melawan logika.

"Bahkan ketika aku mempunyai banyak pilihan, aku akan tetap memilih kamu dan memeluk kamu dengan erat"

Dew Jirawat adalah mahasiswa tahun pertama yang dikenal dingin dan galak, kapten tim futsal kampus yang jarang bicara kecuali saat main di lapangan. Tee Teeradach, sebaliknya - anak basket yang ramah, supel, dan punya senyum yang bisa bikin semua orang nyaman, termasuk orang-orang yang nggak percaya sama cinta. Mereka datang dari dunia yang berbeda, dan gak pernah berniat untuk kenal. Tapi sebuah kejadian kecil di lorong kampus saat hujan, bikin dua nama ini mulai saling masuk ke rutinitas satu sama lain. Pelan-pelan, Dew mulai gak bisa fokus tiap kali Tee lewat. Pelan-pelan, Tee sadar kalau Dew bukan cuma anak futsal yang galak, tapi juga seseorang yang diam-diam dengerin... dan ngerti. Ini bukan cerita cinta yang langsung meledak. Tapi cerita dua mahasiswa yang gak sadar kalau kedekatan diam-diam bisa jadi hal yang paling bikin candu.

This story is about dew and tee ,and their everyday life as a couple, they have been together since college, 5 years of hidden love, sour, salty, happy,sad but most importantly beautiful, A love so magical.

STORY DESCRIPTION: Everyone thinks Dew and Tee are dating. They're not. They're best friends. The kind that are always together. The kind that are soft to each other and cold to everyone else. The kind that people whisper about when they pass in hallways. But Tee? Tee has been in love for years. Quietly. Painfully. And Dew? He doesn't even realize he's already breaking Tee every time he flirts with someone else. But everything changes when a girl named Prim enters the picture-and this time, Dew looks at her like he means it. What happens when one-sided love finally breaks into pieces too sharp to pretend around? What happens when Dew finally starts feeling things too-just a little too late? This is a story of slow burn, heartbreak, misread silences, jealousy, soft touches, fake smiles, missed chances, and a love that always existed... Just waiting to be looked at.

A marriage of convenience. A boundary quietly crossed. And a slow-burning truth neither of them can ignore. Dew marries to end a feud. Tee marries without a choice. One night slips their control-and neither can stop remembering what they're supposed to forget. It mine do not copy without permission

Eight hot contestants. One luxury villa. Zero self-control. When Pavel Naret-a soft-spoken celebrity chef with a "pure boy" image-accidentally signs on for Thailand's raunchiest reality show, he thinks he can survive it by staying low-key and keeping his clothes on. Enter Pooh Krittin: unapologetically filthy, wildly rich, and dangerously charming. With a reputation for seduction and zero respect for personal space, Pooh's only goal is to win the fan votes... and win Pavel's ass. As challenges get dirtier, dares get wilder, and clothes get lost somewhere around day two, Pavel finds himself caught in a game of lust, laughter, and late-night confessions. Meanwhile, chaos reigns between a feral SkyNani duo who are one dare away from setting the mansion on fire-and DewTee, who are definitely not falling in love. Nope. Not at all. In this house, everyone's watching-and no one's safe from horny sabotage, broken beds, and scandalous plot twists. Welcome to The Elite Mansion. Hope you brought protection.