zhurifaanur_
- Reads 369
- Votes 134
- Parts 13
Pandemi mengubah segalanya. Sekolah menjadi sunyi, bangku-bangku diatur berjarak, dan wajah-wajah tertutup masker. Tak ada lagi suara ramai di koridor, tak ada senyuman yang terlihat. Hanya mata yang bicara, dan di sanalah, sebuah kisah diam-diam dimulai.
Hari pertama masuk SMP, Aulia Rifa Azizah datang bersama saudari kembarnya, Risya. Mereka melangkah pelan ke ruang kelas baru yang dingin dan sepi. Tak ada sambutan, tak ada perkenalan.
Rifa duduk di barisan kedua paling belakang. Risya di samping kiri, dengan jarak satu bangku. Semua terasa canggung dan asing, hingga seorang siswa laki-laki masuk dan duduk di depan Rifa.
Namanya Setiadi Putra Pratama. Tinggi, kulit sawo matang, matanya teduh. Ia bukan siswa populer, bukan anak orang kaya. Tapi di balik kesederhanaannya, ada sesuatu yang membuat Rifa diam-diam menoleh dua kali. Sebuah tatapan singkat yang meninggalkan jejak lebih lama dari yang seharusnya.
Tak ada sapaan. Tetapi membuat getaran halus di dada yang tumbuh pelan. Dan dari situlah segalanya berubah.
Cerita ini tentang dua anak manusia yang berusaha saling memahami di tengah dunia yang penuh ujian. Hubungan mereka tumbuh perlahan, diuji oleh keadaan, dan dipertanyakan oleh banyak hal.
Tapi jika kalian bertanya... kenapa kisah ini selalu kembali pada nama Rifa? Maka bersabarlah.
Karena setiap langkah Rifa bukan hanya tentang dirinya. Tapi tentang mereka yang datang, dan mengubah arah hidupnya. Termasuk Adi, si laki-laki biasa dengan mata yang sulit dilupakan.
➴𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢 𝐩𝐥𝐚𝐭𝐟𝐨𝐫𝐦 𝐅𝐢𝐳𝐳𝐨!