Part yg tersedia cuma 1-5. Cerita ini sudah diterbitkan. Pemesanan bisa di shopee, akun vintari_books. Cinta mati? Hell! Yang ada tuh aku NYARIS MATI ngadepin tingkah absurd cowok itu. Dia tuh monster. Egois, tukang ngatur, pemarah. Apalagi kalau udah ngeluarin tatapannya yang super tajam itu, wuih, dijamin kaki bakal gemeteran sendiri. Di depannya, aku tuh kayak boneka yang bergerak sesuai dengan keinginannya. Aku akui kalau aku adalah seorang pengecut. Kalau aku bukan pengecut, sudah sejak lama aku minta putus darinya. Kalau aku bukan pengecut, aku nggak bakal takut ngebuat dia marah. Kalau aku bukan pengecut, aku nggak bakal perduli meskipun membuatnya marah bisa membuatku terluka. Terluka dalam arti yang sebenarnya. Dia tuh orang yang tegaan. Nggak peduli ceweknya atau bukan, kalau udah ngebuat dia marah maka habislah aku. Aku, Aurellia Naurah Zafarani, adalah pacar Rex. Dan tengah menunggu keberanian datang padaku agar bisa membebeskan diri dari sang monster. Atau paling tidak, menunggu malaikat cantik dan baik hati yang akan membuat Rex berpaling padanya dan meninggalkanku. Tuhan, kapan itu akan terjadi? *** hai.. hai.. aku datang lagi dengan cerita yang baru. mumpung lagi libur kuliah nih. aku tau, aku tau, kalian pasti nggak suka karena cerita [boy]friend belum aku lanjut sampe sekarang. ini udah beberapa bulan setelah aku janji bakal update cerita itu. tapi maaf, beribu maaf, part yang udah aku janjiin malah kehapus dan aku udah stuck buat bikin lanjutannya lagi. so, sambil nunggu [boy]friend update, silahkan baca cerita ini juga ya. mudah-mudahan kedua cerita aku ini nantinya bakal lancar updatenya. amin. salam kecup sayang untuk kalian semua.. :) ilma cover by @ariski

Awalnya aku kira semuanya akan berjalan lancar seperti yang sudah kurencanakan sebelumnya. Perkiraanku salah! semuanya tak berjalan lancar. Akibatnya aku menangis seharian dan tidak mau masuk sekolah karena menyesal, ya.. menyesal telah mengungkapkan perasaanku dan menyesal telah memberanikan diri untuk meminta jawaban atas cintaku. Seiring berjalannya waktu, aku malah mensyukuri kecerobohanku dan perlahan-lahan melupakan perasaanku pada seseorang yang hanya akan menganggapku sebagai fans. Tak lebih. Di tengah kebahagiaanku, malah ada satu hal yang membuatku menyesal akan perubahan sikapnya, jujur aku leboh memilih sifatnya yang dulu daripada sekarang, walaupun aku pernah menginginkan sifatnya yang sekarang.